Senin, 25 November 2024

Ambil Pelajaran dari Singapura yang Dipimpin Etnis Tionghoa, Bang Yos: Suatu saat Mereka jadi Mayoritas

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso atau yang akrab disapa dengan Bang Yos.

Jakarta (Riaunews.com) – Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengajak seluruh pihak di Tanah Air, khususnya umat Islam untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

“Mari kita jaga persaruan dan kesatuan, karena kita ini mayoritas, jangan sampai suatu saat kita ini tersisih,” kata Sutioso saat memberikan sambutan di acara silaturahmi Tokoh dan Ulama DKI di Jakarta Islamic Center (IJC), Rabu (18/5/2022), dikutip dari Suaraislam.id.

Pria yang akrab disapa Bang Yos itu merasa miris dengan banyaknya tenaga kerja asing (TKA) yang datang ke Indonesia.

“Saya miris kok banyak sekali pekerja asing datang, kalau dia investor bawa duit ya silahkan, kalau tenaga ahli silahkan, tenaga ahli itu dua atau tiga, bukan ribuan,” jelasnya.

Purnawirawan Letnan Jenderal TNI itu menilai bahwa ribuan pekerja asing tersebut tidak akan pulang ke negeri asalnya. “Jadi kita harus waspada, saya jamin orang itu gak akan pulang ke negaranya,” kata Bang Yos.

“Kalau saya jadi Presiden Tiongkok, ngurus 1,4 miliar orang itu mau bagaimana? Ngasih makannya, sandang papannya, belum sekolahnya, rumah sakitnya, gak akan mampu. Maka yang paling mudah itu ekspor orang,” tambahnya.

Menurutnya, banyak di negara di dunia sudah kemasukan etnis Tionghoa. “Alhamdulillah saya sudah 50 negara lebih yang dikunjungi, tidak ada negara yang bebas dari etnis Tionghoa, semua ada,” ungkapnya.

“Yang paling dekat Singapura, perdana menteri pertama orang Melayu, sekarang sudah tidak ada lagi. Lihatlah Malaysia sudah beberapa departemen dipimpin etnis ini,” tambah Bang Yos.

Dari kondisi di luar negeri tersebut, kata dia, seharusnya menjadi pelajaran buat bangsa Indonesia.

“Kok kita gak sadar-sadar gitu, bukan apa-apa saya ini orang intelejen, bisa membaca. Pekerja asal Tiongkok yang ada di Kalimantan, Sulawesi sampai Papua gak akan kembali ke sana (China-red),” tutur Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu.

Salah satu alasan mereka enggan kembali ke negeri asalnya, lanjut Bang Yos, adalah perlakuan pemerintah Tiongkok kepada rakyatnya.

“Di Tiongkok jika punya anak dua, yang kedua seperti anak yatim piatu diperlakukannya oleh pemerintah, di sini mereka bikin anak sebanyak-banyaknya,” ungkapnya.

Makin banyaknya populasi tersebut, apalagi nantinya berkolaborasi dengan para pengusaha kaya di sini akan menjadikan mereka lebih kuat. “Jadi jangan sampai kita gak sadar-sadar akhirnya mereka yang mayoritas suatu saat nanti,” pesan Bang Yos.

Ia sendiri, meski sudah berusia sekitar 77 tahun, masih semangat untuk mengabdi kepada negeri. “Saya sudah tua, tapi tidak bisa diam saja tutup mata, tidak bisa saya seperti itu, itu akan dosa bagi saya,” ucapnya.

“Saya ingin wakafkan sisa umur saya untuk mengabdi kepada negeri ini, saya ingin negeri ini negeri yang baldatun toyyibatun warabbun ghafur,” tambah Bang Yos.

Kata dia, jangan sampai negeri yang diberi sumber daya alam (SDA) terkaya dan terbanyak di dunia ini, nasib rakyatnya masih terus seperti sekarang ini. “Apalagi akibat pendemi dan utang yang bertumpuk situasi ke depan khawatir situasi lebih buruk lagi,” ucapnya.

“Oleh karena itu kita tidak boleh diam, kita harus paling depan mengamankan NKRI sesuai cita-cita para leluhur kita,” tandas Bang Yos.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *