Jakarta (Riaunews.com) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato perdana pada sesi debat umum Sidang Majelis Umum ke 75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ini adalah pidato pertama Jokowi di sidang PBB, selama menjabat sebagai kepala negara dalam kurun waktu 6 tahun terakhir. Selama ini, sidang PBB kerap dihadiri Wakil Presiden periode 2014-2019 Muhammad Jusuf Kalla.
Baca: Rocky Gerung khawatir Jokowi akan dibully media asing saat pidato pertama kali di Sidang Umum PBB
Dalam pidato perdananya, Jokowi menggunakan bahasa Indonesia. Namun, kepala negara juga kerap kali menggunakan bahasa Inggris saat menyampaikan pidatonya di depan para delegasi.
Sidang majelis umum PBB tahun ini untuk pertama kalinya digelar secara virtual. Tidak semua pimpinan negara hadir secara fisik, sementara delegasi yang hadir juga dibatasi mengikuti protokol kesehatan.
“Presiden Majelis Umum PBB, yang mulia para pemimpin negara anggota PBB. Tahun ini genap 75 tahun usia PBB,” kata Jokowi saat membuka pidatonya.
Jokowi lantas mengungkit tujuan dibentuknya PBB kala itu, yaitu agar perang dunia ke 2 tak kembali terulang, serta menjadikan dunia semakin lebih damai dan sejahtera karena perang tidak akan menguntungkan siapapun.
“Tidak ada artinya sebuah kemenangan dirayakan di tengah kehancuran. Tidak ada artinya menjadi kekuatan ekonomi terbesar di tengah dunia yang tenggelam,” jelasnya.
Meski demikian, Jokowi menegaskan bahwa dunia yang diimpikan dari terbentuknya PBB belum tercapai. Hal tersebut perlu menjadi perhatian, apalagi ditambah dengan wabah pandemi Covid-19.
“Kita patut bertanya apakah dunia yang kita impikan tersebut sudah tercapai? Saya kira jawaban kita sama, belum. Konflik masih terjadi di berbagai belahan dunia. Kemiskinan dan bahkan kelaparan masih terus dirasakan, Prinsip-prinsip piagam PBB dan hukum internasional tidak diindahkan termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah,” jelasnya.
Baca: Mengaku kenal pribadi Jokowi, Budiman Sudjatmiko bingung Pilkades dilarang Pilkada malah boleh
“Kita semua prihatin melihat situasi ini keprihatinan kita menjadi semakin besar di saat pandemi Covid-19 ini, di saat seharusnya kita semua bersatu-padu bekerja sama melawan pandemi yang justru kita lihat adalah masih terjadinya perpecahan dan rivalitas yang semakin menanjak,” tegasnya.***
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.