Yangon (Riaunews.com) – Sekelompok personel angkatan bersenjata Myanmar (Tatmadaw) terlihat dikerahkan ke depan Balai Kota Yangon setelah kabar penangkapan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi oleh militer beredar pada Senin (1/2/2021).
Seorang saksi mata yang berada di Yangon dan dihubungi Reuters mengatakan puluhan personel militer terlihat berjaga di depan Gedung Balai Kota. Beberapa truk serta van militer juga terlihat parkir di sekeliling gedung tersebut
Pengerahan militer ke Balai Kota Yangon ini berlangsung ketika militer Myanmar dilaporkan telah menangkap Suu Kyi, Presiden Myanmar Win Mynt, dan beberapa tokoh senior partai berkuasa, Liga Demokrasi (NLD) pada Senin dini hari.
Penangkapan Suu Kyi, Win Mynt, dan tokoh senior NLD dikonfirmasi oleh juru bicara NLD, Myu Nyunt. Myu Nyunt juga mengatakan jika tidak menutup kemungkinan bahwa dirinya akan ikut ditahan.
Penangkapan ini tampaknya upaya “kudeta” militer setelah sempat menolak hasil pemilihan umum pada November lalu yang dimenangkan oleh petahana, Suu Kyi dan partainya NLD.
Militer menuding pemilu 8 November lalu curang akibat adanya jutaan pemilih palsu. Tatmadaw menuntut Komisi Pemilihan Umum Myanmar untuk memberikan daftar pemilih akhir untuk memverifikasi jumlah suara.
Militer Myanmar mengancam “akan mengambil tindakan” jika KPU Myanmar tidak memenuhi tuntutan mereka.
Kondisi tersebut membuat ketegangan antara militer dan pemerintah sipil meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Suu Kyi merupakan pemimpin de facto Myanmar. Pemerintahan sipil Myanmar masih harus berbagi kekuasaan dengan sejumlah jenderal militer dalam perjanjian pemilu demokratis pertama pada 2015 lalu.
Hal itu dilakukan berdasarkan konstitusi negara yang dibuat pemerintahan junta militer pada 2008.
Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing juga menggemakan ancaman kudeta itu dalam pidatonya yang diterbitkan surat kabar Myawady yang dikelola militer pada Kamis (28/1).***