Jakarta (Riaunews.com) – Hiruk pikuk tentang bipang Ambawang meramaikan jagat media sosial dalam dua hari terakhir. Warganet pengguna media sosial, khususnya Twitter, ramai membincangkan bipang Ambawang. Bipang adalah akronim dari babi panggang. Bipang Ambawang merupakan makanan khas Kalimantan Barat berupa babi muda panggang berbalut bumbu rempah khas Dayak.
Hingga kemarin malam, tercatat lebih dari 41 ribu kicauan warganet di Twitter mengenai bipang Ambawang. Heboh soal bipang Ambawang ini berawal dari pidato Presiden Joko Widodo bertajuk “05.05 Hari Bangga Buatan Indonesia”, yang diunggah di akun YouTube Kementerian Perdagangan, Sabtu pekan lalu.
Awalnya, mantan Wali Kota Surakarta itu membahas larangan mudik Lebaran tahun ini lantaran masih tingginya risiko penularan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Lalu Presiden Jokowi mengajak masyarakat membeli sejumlah makanan khas daerah secara daring untuk mengobati rindu kampung halaman. Jokowi menyinggung makanan gudeg Yogyakarta, bandeng dari Semarang, siomai dari Bandung, pempek dari Palembang, serta bipang Ambawang dari Kalimantan.
Seketika, pidato Jokowi ini memantik riuh di jagat maya. Warganet menganggap bipang Ambawang tak layak disebutkan dalam promosi belanja kuliner khas daerah secara daring pada masa libur Lebaran. Sebab, bipang Ambawang dianggap tak sesuai dengan ajaran Islam yang memang mengharamkan mengkonsumsi daging babi.
Drone Emprit, sebuah sistem analisis sosial yang berbasis big data, menyimpulkan bahwa riuh soal bipang Ambawang mampu mengalahkan isu penting lainnya di Twitter, misalnya soal tes wawasan kebangsaan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi. Padahal isu tes wawasan kebangsaan ini berada di tangga teratas topik pembahasan di Twitter dalam beberapa hari sebelumnya.
Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, tak bisa menyimpulkan kabar bipang Ambawang sebagai pengalihan isu tes wawasan kebangsaan pegawai KPK. “Kebetulan ada isu KPK, jadi publik terbelokkan,” katanya.
Ismail memprediksi butuh waktu satu pekan untuk membuat perdebatan bipang Ambawang di media sosial menguap habis.
Diserang warganet, Kementerian Perdagangan dan Istana Negara pasang badan. Awalnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjelaskan bahwa konteks pernyataan Presiden Jokowi dalam video tersebut ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia, yang terdiri atas beragam suku serta memiliki kekayaan produk kuliner Nusantara.
“Kita harus melihat dalam konteks secara keseluruhan,” kata Lutfi.
Namun Lufti kemudian meminta maaf jika isu bipang Ambawang tersebut menyebabkan kesalahpahaman di tengah masyarakat. Ia menegaskan bahwa tidak ada maksud apa pun dari pernyataan Presiden tentang ragam kuliner di video tersebut.
Juru bicara Presiden, Fadjroel Rachman, ikut membela Presiden Jokowi dari cemooh warganet. Melalui akun Twitter-nya, Fadjroel berdalih bahwa bipang Ambawang yang disebut Jokowi adalah jipang, yaitu makanan sejenis berondong yang berbahan dasar beras dan karamel. Jipang adalah penganan khas dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Namun warganet menganggap penjelasan Fadjroel itu justru semakin keliru dan seolah-olah memperlihatkan ketidaktahuannya. Sebab, dalam pidato, Jokowi jelas-jelas menyebut “bipang Ambawang”.
Warganet pun menuding Fadjroel tak mengetahui sama sekali soal bipang Ambawang. Mendapat kritik pedas dari netizen, lewat akun Twitter miliknya, Fadjroel mengaku tak mengetahui maksud makanan babi panggang yang ramai dibahas tersebut.
“Bipang makanan halal semua agama. Kalau bipang Ambawang (saya malah belum tahu) kalau artinya demikian untuk non-muslim,” kata Fadjroel. Tempo berusaha meminta konfirmasi soal ini lagi kepada Fadjroel, tapi ia tak merespons.
Pengurus partai politik pendukung pemerintah juga sibuk meluruskan pernyataan Jokowi soal bipang Ambawang tersebut. Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Ahmad Basarah, meminta masyarakat tidak terprovokasi oleh narasi yang berusaha memelesetkan pidato Presiden Jokowi. Basarah berdalih Jokowi tidak mungkin sengaja mengajak umat Islam di Indonesia untuk mengkonsumsi makanan yang diharamkan.
“Mari berpikir lebih luas dan jernih, jangan gampang termakan oleh provokasi yang ingin memecah belah antara pemerintah dengan rakyatnya,” kata Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat ini.
Politikus Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily, ikut membela Jokowi. Ia berdalih bahwa perayaan Idul Fitri tahun ini bertepatan dengan hari raya Kenaikan Isa Almasih, sehingga umat Kristiani juga dilarang mudik dan dianjurkan membeli makanan khas daerah secara daring.
“Pidato Presiden Jokowi tidak salah. Dalam konteks makanan, ada dua perayaan keagamaan,” kata Wakil Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat ini.
Wakil Ketua DPR dari Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, juga pasang badan buat Jokowi. Dasco meminta masyarakat tidak berburuk sangka kepada Presiden Jokowi terkait dengan polemik bipang Ambawang. Ia mengatakan Jokowi hanya menjadi bintang iklan dalam video Kementerian Perdagangan tersebut. Dasco menduga Jokowi hanya mengikuti narasi yang sudah dibuat oleh pihak pembuat iklan.
“Saya berharap Kemendag segera mendalami dan mengevaluasi proses pembuatan iklan tersebut,” kata Dasco.***
Sumber: Koran Tempo
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.