Jakarta (Riaunews.com)- Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UIN Jakarta, Ali Rif’an mengungkap sejumlah alasan elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 2, Ahmad Luthfi-Taj Yasin masih stagnan di Pilgub Jawa Tengah 2024.
Dalam survei SMRC, tren elektabilitas paslon yang didukung KIM plus itu justru cenderung turun. Pada September 2024, dari 57,9 persen, elektabilitas Luthfi-Taj Yasin turun menjadi 47,5 persen di Oktober 2024. Lalu, kembali menjadi 47 persen di survei terakhir mereka pada 7-12 November 2024.
Catatan elektabilitas, Luthfi-Taj Yasin berkebalikan dengan lawannya, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, dari 36,6 persen pada September 2024, menjadi 48,1 persen di survei 17-22 Oktober 2024. Kemudian menjadi 50,4 persen di survei terakhir pada 7-12 November 2024.
Baca Juga: Jokowi Dampingi Luthfi-Yasin Blusukan di Banyumas
Dikutip dari CNNIndonesia.com, Ali menduga ada dua penyebab elektabilitas Luthfi-Yasin cenderung stagnan. Pertama, Jawa Tengah masih ‘Kandang Banteng’. Dalam tiga pilkada terakhir, PDIP menurut Ali tak pernah kalah di Pilkada Jawa Tengah.
“Semua tahu Jateng adalah kandang banteng. Dalam sejarah pilkada Jateng, PDIP selalu memang dalam pilkada,” katanya.
Kedua, kekuatan figur. Ali memandang, selain pernah mantan Panglima TNI, Andika secara personal juga memiliki artikulasi yang baik dalam menyampaikan gagasan.
“Jadi kekuatan mesin partai yang teruji ditambah kekuatan personality yang kuat bergabung jadi satu. Ini yang menyebabkan Andika kuat,” katanya.
Di sisi lain, Ali juga ragu dukungan eks Presiden Joko Widodo dan Presiden Prabowo Subianto akan mampu menaikkan elektabilitas Luthfi-Yasin secara signifikan. Faktanya, pasca dukungan itu disampaikan, dukungan itu menuai tren negatif dalam interaksi publik.
“Apakah endormsent Prabowo itu memberikan insentif elektoral. Belum tentu. Karena saya baca komentar-komentar di laman media itu negatif endormsent dari Prabowo itu,” katanya.
Ali memandang pilkada Jateng akan menjadi kontestasi antara dua mantan presiden yakni, Megawati Soekarnoputri dan Jokowi. Pertarungan kedunya saat ini relatif imbang sebagai sesama mantan presiden.
“Kalau kemarin, barangkali kalau Jokowi masih jabat kita sudsh bisa tebak siapa yang ungggul. Tapi kan ini sama-sama mantan presiden. Sehingga pertarungannya lebih fair. Lebih adil dan kekuatan mesin politik akan menjadi penentu,” katanya.
Baca Juga: Presiden Prabowo Ikut Kampanyekan Ahmad Luthfi dan Taj Yasin di Pilgub Jawa Tengah
Sebelumnya, SMRC dan Indikator Politik mengungkap hasil berbeda terkait elektabilitas di Pilgub Jawa Tengah 2024.
Dalam rilis survei terbarunya, Indikator mencatat keunggulan Paslon nomor urut 2, Ahmad Luthfi-Taj Yasin unggul dengan elektabilitas sebesar 47,19 persen berbanding 43,46 persen dari Andika Perkasa-Hendrar Prihadi. Luthfi unggul dengan selisih 3,7 persen.
Dalam survei yang digelar pada 7-13 November 2024 itu, jumlah undecided voters atau responden yang tak menjawab atau belum menentukan pilihan sebesar 9,35 persen.
Hasil survei Indikator tersebut berbeda dengan rilis hasil survei SMRC yang dirilis sebelumnya. Dalam rilis survei mereka, SMRC mencatat keunggulan Andika-Hendrar dengan 50,4 persen, berbanding 47 persen dari Luthfi- Yasin.
Sama halnya dengan rilis survei Indikator, Andika-Hendi juga unggul tipis sebesar 3,7 persen. Sedangkan, jumlah undecided voters survei sebesar 2,6 persen.
Indikator Politik (7-13 November 2024)
Andika-Hendi: 43,46 persen
Luthfi-Yasin: 47,19 persen
Undecided voters: 9,35 persen
Margin of error: 2,3 persen
SMRC (7-12 November 2024)
Andika-Hendi: 50,4 persen
Luthfi-Yasin: Luthfi- Yasin 47 persen
Undecided voters: 2,6 persen
Margin of error: 2,9 persen
Litbang Kompas (15-20 Oktober 2024)
Andika-Hendi: 28,8 persen
Luthfi-Yasin: 28,1 persen
Undecided voters: 43,1 persen
Margin of error: 3,1 persen ***