Jakarta (Riaunews.com) – Bambang Arianto, seorang dosen yang sukses membuat kehebohan dengan mengungkap telah melakukan pelecehan seksual berkedok penelitian terkait perilaku swinger (praktik tukar pasangan).
Di media sosial nama Bambang dikaitkan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Apa kata eks tim pemenangan Jokowi di Yogya?
Baca: Netizen pertanyakan UGM hapus tulisan Bambang Arianto soal Program Nawacita Jokowi
Ketua Tim Pemenangan Jokowi di DIY saat Pilpres 2019, Bambang Praswanto mengaku mengenal Bambang Arianto pada Agustus-September 2019. Bambang Praswanto menyebut Bambang Arianto bekerja sebagai buzzer dan aktif di media sosial (medsos).
“Kemungkinan dia menjadi buzzer freelance yang langsung gabung dengan kelompoknya dia orang-orang tingkat pusat. Jadi tidak di tingkat bawah tapi tingkat pusat dan dia memang aktif buzzer di mana-mana,” kata Bambang Praswanto, Selasa (4/8/2020) malam.
Bambang menegaskan pada Pilpres 2019, Bambang Arianto tidak termasuk dalam tim pemenangan Jokowi yang resmi didaftarkan di KPU.
“Dia kelihatannya tidak tergabung dalam tim (pemenangan Jokowi DIY), saya justru mengenalnya setelah Pilpres. Tapi saya belum pernah ketemu tatap muka hanya WA (WhatsApp),” tegasnya.
Bambang pun menyesalkan kelakuan Bambang Arianto soal pelecehan seksual berkedok penelitian perilaku swinger itu. Dia berharap kasus ini dibawa ke ranah hukum.
“Saya menyesalkan tindakan dia, dan menurut saya perlu dibawa ke ranah hukum. Kenapa? Karena korbannya banyak dan semua perempuan,” tutur Bambang.
Baca: Tagar #JokowerPadaSakitJiwa jadi trending gegara Bambang Swinger
Seperti diketahui, Bambang Arianto membuat kehebohan dengan membuat sebuah video pengakuan telah melakukan pelecehan seksual dengan kedok melakukan penelitian terkait perilaku swinger. Tak cuma itu, di video tersebut dia juga mengaku telah melakukan pelecehan fisik terhadap korban.
Dari penelusuran detikcom, nama Bambang Arianto muncul sebagai Peneliti Akuntansi Forensik LPPM Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta. Bahkan sebutan itu muncul di beberapa media.
Rektor UNU Yogyakarta Purwo Santoso menegaskan Bambang telah melakukan pencatutan. Menurut Purwo, Bambang sebatas pengajar tamu dan bukan dosen ataupun karyawan.***
Sumber: Detik
Editor: Ilva