Jakarta (Riaunews.com) – Komisi VII DPR RI, pada Rabu (2/9/2020) membahas asumsi-asumsi energi dan subsidinya di RAPBN 2021 bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pembicaraan asumsi makro tahun 2021 dilaksanakan di ruang rapat Komisi VII DPR RI, Gedung Nusantara 1 Jakarta.
Anggota Komisi VII asal Fraksi PKS, Saadiah Uluputty menegaskan pembahasan asumsi makro energy dan subsidinya, Pihaknya meminta agar pemerintah meng-upgrade capaian lifting minyak nasional.
“Lifting minyak minimal harus 705 ribu barel perhari. Produksi di Blok Cepu sendiri dapat mencapai 235 ribu barel. Pemerintah tinggal memastikan blok-blok yang lain dapat memberikan kontribusi yang signifikan sehingga target lifting tersebut dapat tercapai”, tandas Saadiah Uluputty kepada wartawan di Jakarta.
Secara khusus, pihaknya berharap pemerintah serius menaikkan produksi minyak dalam negeri agar visi lifting minyak 1 juta barel pada tahun 2030 harus dimulai dari sekarang.
“Langkah-langkah konkrit perlu dijalankan. Realitas rendahnya pencapaian target lifting tahun sebelumnya tidak dapat dijadikan pembenaran. Aktivitas eksplorasi harus gencar dilakukan untuk penemuan ladang baru”, tegas Saadiah dalam siaran pers yang diterima Riaunews.com.
Iklim inevstasi bidang energi detail Saadiah, mesti digairahkan oleh pemerintah dengan kebijakan insentif berupa kemudahan-kemudahan serta stimulus lainnya.
“Jangan sampai visi 1 juta barel di tahun 2030 ini hanya menjadi mimpi hampa”, Saadiah mengingatkan.
Dalam kebijakan makro, pemerintah menetapkan proyeksi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) tahun 2021 pada kisaran 42-45 dollar per barel. Saadiah memandang jika proyeksi ICP perlu direvisi.
Dia menyebut jika prediksi dari Energi Information Administration (IEA) AS bahwa harga Crude Oil (CO) dunia sekitar US$ 50 /barrel. “Dengan menimbang Covid-19 di tahun 2021 mulai mereda bersamaan dengan ditemukannya vaksin dan obat Covid-19”, imbuhnya.
Dampak derivatifnya sinyalemen Saadiah, perekonomian dunia mulai bergerak dan membutuhkan energi lebih besar lagi untuk mendorong pergerakan ekonomi tersebut. Bahkan Goldman, seperti dikutip cnbc Indonesia.com, 01 September 2021, memperkirakan harga Brent akan naik ke US $ 65/ barrel pada kwartal ketiga 2021 dan rata – rata US$ 59,40 untuk tahun ini. Dan dengan melihat harga CO dunia per hari ini yg sudah menyentuh antara US$ 42,94 – 45,68/barrel.
“Idealnya proyeksi harga CPI untuk tahun 2021 di kisaran antara US$ 45 – 55. Dengan kurs rupiah terhadap US$ 1 adalah Rp 15.000”, katanya. ***[RLS]
Editor: Ilva