Bandung (Riaunews.com) – Minyak Goreng yang sempat langka kini mulai melimpah. Hal ini terjadi sejak pemerintah mencabut kebijakan subsidi untuk menetapkan harga eceran tertinggi (HET).
Kondisi ini dinilai suatu fenomena yang tidak lazim oleh Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagin) Kota Bandung.
“Ini ada satu fenomena yang aneh juga, begitu pemerintah pusat memberikan (kebijakan) bahwa harga minyak goreng kemasan ini diserahkan kepada harga pasar, ternyata hari ini rak-rak minyak goreng di toko ritel bermunculan,” kata Kadisdagin Kota Bandung, Elly Wasliah, Kamis (17/3).
Elly menuturkan, pihaknya telah melakukan pengecekan langsung ke sejumlah toko-toko ritel pada Rabu sore (16/3). Hasilnya, etalase minyak goreng yang biasanya kosong kini telah kembali terisi, bahkan penuh.
“Yang sudah dua bulan ini tidak terlihat sekarang rak-raknya dipenuhi oleh minyak goreng, yang selama dua bulan ini saya tidak melihat. Barusan kita lihat bersama, ini salah satu toko ritel di Kota Bandung yaitu Yogya yang berada di jalan Sunda,” tutur Elly, dikutip Kantor Berita RMOLJabar.
Elly membenarkan harga minyak goreng yang dijual saat ini jauh lebih tinggi dan beragam. Menurutnya, harga yang ada saat ini merupakan hasil kebijakan subsidi diserahkan kepada manajamen perusahaan.
“Mungkin, ada hal-hal yang perlu dikomunikasikan kembali dengan teman-teman toko ritel. Supaya, tidak terjadi defiasi harga padahal mereknya sama. Berbeda toko ritel beda harga, nah ini yang perlu kami komunikasikan,” tandasnya.
Pemerintah Pusat telah mencabut kebijakan subsidi minyak goreng kemasan premium yang dibanderol Rp 14 ribu per liternya.
Adapun di Yogya Jalan Sunda Kota Bandung, minyak goreng kemasan premium dari 3 produsen berbeda tampak menjejali etalase dan tersedia 2 jenis kemasan. Untuk kemasan 1 liter yang dibanderol Rp 23.900, sedangkan kemasan 2 liter dijual Rp 47.900. ***