Pekanbaru (Riaunews.com) – Kamu mungkin sudah cukup sering mendengar wabah tertawa (laughter plague) atau mungkin wabah menari. Tapi ternyata, ada wabah lainnya yang tak kalah tidak biasa yakni wabah penis mengecil.
Ketakutan ini bahkan melanda banyak negara di dunia contohnya Singapura, termasuk juga Indonesia. Rumor bermula pada 1969, di mana Singapura sedang ditiupkan hoaks berupa flu babi yang bisa mengecilkan penis.
Dengan cepat, banyak pria Singapura yang berlarian ke rumah sakit sembari ‘menjaga’ penis mereka agak tidak mengecil. Mereka bahkan sampai mengikatnya dengan karet, tali atau dijepit dengan sumpit, sebagaimana dikutip dari detikINET melansir Mothership.
Ternyata, mereka tidak benar-benar mengalami penis yang mengecil, melainkan hanya kekhawatiran mereka tersendiri. Singapore Medical Association (SMA) bahkan menggelar konferensi pers dan menyatakan penyebab ‘Koro Disease’ ini adalah rumor serta ketakutan.
Begitu juga Chinese Physician Association, menginfokan bahwa shook yong (nama lain Koro Disease) adalah hasil dari ‘ketakutan, penyebaran rumor, kondisi iklim, dan ketidakseimbangan antara jantung dan ginjal’.
Segera setelah SMA dan Kementerian Kesehatan singapura membuat pengumuman, jumlah orang yang melaporkan mengalami Koro menurun tajam. Dalam sebulan, tidak ada lagi kasus Koro yang dilaporkan. Pada akhirnya, ada lebih dari 460 kasus Koro yang dilaporkan secara resmi di rumah sakit.
Sementara itu, melansir Inside Indonesia, kasus Koro pertama kali terjadi antara 1895-1935. Yang unik, selain pengobatan medis, beberapa orang Indonesia memilih untuk pergi ke dukun ‘mengobati’ penis mengecil mereka — yang sebenarnya hanya berupa ketakutan belaka.
Dukun biasanya membuat ramuan dari minyak-minyak tradisional yang diracik sendiri, kemudian memijatkannya ke kaki dan perut. Dukun sendiri menghindari pemijatan ke area penis, pasien sendiri yang bisa melakukannya.
Ada-ada saja.***