
Pekanbaru (Riaunews.com) – Kondisi jalan yang licin akibat hujan ditambah dengan adanya genangan air di jalan, bisa membuat mobil mengalami aquaplaning, dan pengemudi bisa kehilangan kontrol atas kendaraannya.
Aquaplaning merupakan kondisi ketika ban kehilangan daya cengkram atau traksi pada permukaan jalan ketika melintasi genangan air.
Baca: Berusia 3 Hari, Bus Baru PO Sudiro Tungga Jaya Sudah Ringsek
“Aquaplaning itu biasanya terjadi karena kecepatan mobil si pengemudi terlalu tinggi saat melalui genangan, lalu juga kondisi ban yang sudah mulai botak dan kurang tekanan anginnya, atau bisa juga karena alur ban yang enggak sama,” ujar Sony Susmana, Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), dilansir dari Kumparan.
Apabila seorang pengemudi mengalami kondisi demikian, lanjut Sony, ada 4 teknik antisipasi yang bisa dilakukan untuk meminimalisir potensi kecelakaan yang lebih parah.
Kelima teknik antisipasi itu, yakni menurunkan kecepatan secara perlahan, hindari menggerakkan setir secara tiba-tiba, posisikan setir agar tetap lurus, serta tetap tenang dan fokus.
Selain harus berhati-hati akan potensi aquaplaning, setiap pengemudi yang sedang berkendara di situasi hujan deras, juga diimbau untuk melakukan jaga jarak aman dengan kendaraan di depannya.
Karena bila terlalu dekat, dikhawatirkan kendaraan tidak memiliki momentum yang cukup untuk melakukan pengereman akibat jalanan yang licin. Tak hanya itu, situasi hujan yang terlalu deras juga bisa membuat visibilitas pengendara menjadi terbatas.
Adapun, jarak aman antar kendaraan saat melaju di tol, yakni minimal 3 detik. Tak ada salahnya juga lebih dari itu, apalagi dengan kondisi hujan deras.
Cara menghitungnya, bila pada median tengah tol tersebut terdapat sebuah pohon, tiang, atau objek lain, maka hitunglah detik pertama saat mobil di depan kita melewati objek tersebut.
Baca: Bawa 35 Penumpang, Bus Pariwisata Terbalik di Bukik Cinangkiak Solok
Apabila pada detik ke 3 kita sudah atau belum mencapai objek tersebut, maka itu aman. Namun, bila sebelum detik ke 3 kita sudah mencapai objek itu, maka segeralah turunkan kecepatan mobil, karena itu artinya jarak Anda dengan mobil di depan masih terlalu dekat.
Nah, dengan memahami dua hal itu, yakni waspada aquaplaning dan jaga jarak aman, setidaknya Anda bisa meminimalisir potensi kecelakaan.
Seperti diketahui, bus milik PO Sudiro Tungga Jaya yang baru berusia tiga hari sejak keluar dari karoseri, terlibat kecelakaan lalu lintas di tol Trans Jawa, Selasa (3/11/2020).
Berdasarkan unggahan video di akun Instagram @sudiro_ig_official, kecelakaan tersebut bermula ketika Mitsubishi Pajero Sport berwarna silver yang melaju kencang di depan bus STJ, mencoba menyalip mobil di depannya dari arah kiri.
Namun, karena kondisi saat itu sedang hujan deras dengan kondisi jalanan yang licin, Pajero Sport diduga mengalami aquaplaning dan kehilangan grip pada bannya. Akibatnya, mobil itu pun menjadi oleng dan hilang kendali ke arah kanan hingga menabrak pembatas jalan dan berbalik arah.
Baca: Ratusan Bangkai Bus Transjakarta Asal China Era Jokowi-Ahok Dipotong
Nahas, disaat yang bersamaan, terdapat bus baru STJ yang sedang melaju di jalur kanan. Dikarenakan kondisi yang sudah tidak memungkinkan untuk menghindar, tabrakan antar keduanya pun tak terelakkan.
Akibat kejadian itu, Mitsubishi Pajero Sport itu pun harus mengalami kerusakan cukup parah pada bagian kanannya. Pun dengan bus baru STJ yang mengalami kerusakan pada bagian depannya.***