Selasa, 26 November 2024

Tak Dilibatkan, Asosiasi Digital Pesimis Bukit Algoritma Jadi Kenyataan

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Penampakan vila dan bangunan terbengkalai di lokasi proyek Bukit Algoritma. (Foto: Detikcom)

Jakarta (Riaunews.com) – Sekretaris Jenderal Asosiasi Digital Entrepreneur (ADEI), Bayu Prawira Hie mengaku terkejut dengan proyek pembangunan bukit algoritma atau ‘Silicon Valley’ di Sukabumi. Dia menilai rencana itu baik meski sulit untuk diwujudkan.

“Itu ide dan inisiatif yang bagus dan harus didukung. Hanya saja memang saat ini kelihatannya too good to be true,” ujar Bayu kepada CNNIndonesia.com, Selasa (13/4/2021).

Bayu menuturkan baru mengetahui berita proyek pembangunan bukit algoritma di Sukabumi. Terlebih, dia menyebut tidak pernah mengenal PT Kiniku Bintang Raya yang bakal menjadi pengelola kawasan yang mencapai ratusan hektar itu.

Lebih lanjut, Bayu menyampaikan pihaknya sebenarnya menginginkan keberadaan lokasi tersebut. Dia menilai ‘Silicon Valley’ bisa meningkatkan kualitas TI di Indonesia. Namun, dia mengingatkan kembali bahwa proyek itu meragukan, terlebih karena diinisiasi oleh swasta.

“Kita ingin sekali punya itu. Tapi sampai saat ini realisasinya too good to be true,” ujarnya.

Di sisi lain, Bayu mengatakan bisnis digital memberikan kesempatan kepada startup untuk berkembang. Keberadaan ‘Silicon Valley’ dinilai bisa meningkatkan kualitas startup hingga UMKM.

“Semuanya memang ke depan kita menuju digital. Kalaupun misalnya hype doang, sebentar enggak jadi. Paling tidak ini mengingatkan kita kembali bahwa memang perlu hal seperti ini, perlu dilakukan. Saya lihat dari sisi positif saja,” ujar Bayu.

Bayu menambahkan Indonesia perlu dewan digital yang langsung memberi laporkan kepada presiden. Dia menegaskan digital belum terkoordinasi dengan baik meski dilakukan semua departemen.

“Jadi ini harus dibikin dewan yang multi kementerian. Jadi tidak gerak sendiri-sendiri,” ujarnya.

Bayu juga mengaku belum pernah dilibatkan dalam merancang bukit algoritma. Namun, dia tidak mengelak jika kemungkinan ada anggota ADEI yang dilibatkan.

Lebih dari itu, Bayu berkata nyawa ekonomi 20 tahun ke depan akan dipegang oleh digital. Jika Indonesia tidak menguasai, 80 persen kesempatan ekonomi akan dikuasai pihak lain.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *