Jakarta (Riaunews.com) – Kaesang Pangarep menjadi trending di platform X pada Senin (6/11/2023) setelah ramai seruan “kami muak”.
Seruan tersebut mulanya berasal dari sebuah video yang diunggah di TikTok. Video itu kemudian viral karena menyoroti banyaknya baliho Kaesang yang tersebar di berbagai daerah.
“Kalau kami hitung-hitung dari ujung selatan sampai ujung utara Kabupaten Sibang, lebih dari 30 kecamatan yang ada. Setiap kecamatannya tidak kurang dari 50 baliho,” ucap narator dalam video tersebut.
Narator tersebut kemudian menyoroti mengenai biaya produksi dan pemasangan baliho yang diprediksi mencapai Rp1 miliar.
Di akhir video, ia pun mengatakan bahwa cara-cara lawas dengan menyebarkan baliho seperti yang dilakukan Kaesang memuakkan.
“Baru 2 hari jadi ketua umum PSI sudah memakai cara-cara seperti ini. Kami muak,” pungkas sang narator.
Kalimat “Kami Muak” di akhir video itu kemudian diviralkan oleh netizen yang mengaku berasal dari kaum milenial dan gen z.
Netizen pun turut menyoroti mengenai dugaan politik dinasti yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo melalui anak-anaknya.
Sebelumnya sindiran mengenai langkah politik yang dilakukan oleh Jokowi dan keluarganya turut dilakukan oleh KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus.
Gus Mus saat itu membacakan puisi-puisinya pada acara Gelar Sastra Jawa Tengah 2023 di Taman Budaya Jawa Tengah Solo, Selasa (31/10/2023).
Salah satu potongan puisinya itu kemudian viral di media sosial X atau Twitter, karena diduga menyindir keadaan politik Indonesia saat ini.
“Zaman kemajuan, inilah zaman kemajuan. Ada sirup rasa jeruk dan durian. Ada keripik rasa keju dan ikan. Ada republik rasa kerajaan,” kata Gus Mus disambut tepuk tangan para penonton.
Meskipun tak menjelaskan secara detail, namun netizen berspekulasi bahwa puisi tersebut sengaja ditujukan untuk Presiden Joko Widodo.
Pasalnya diketahui, Presiden Jokowi saat ini banyak dituding tengah melakukan politik dinasti karena keluarganya banyak terjun di dunia pemerintahan.
Anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka yang menjabat sebagai Wali Kota Solo, kini diusung naik menjadi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto.
Gibran sebelumnya tak bisa maju sebagai cawapres karena belum memenuhi syarat umur. Namun ia akhirnya lolos, setelah MK mengabulkan gugatan batas usia capres-cawapres.
Yang menjadi polemik adalah, Ketua MK yang mengabulkan permintaan batas usia capres-cawapres diubah merupakan kakak ipar dari Presiden Jokowi.
Pergerakan politik Jokowi ini kemudian membuat banyak orang menilai bahwa sang presiden tengah membangun dinasti politiknya.***