Pekanbaru (Riaunews.com) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Dinas Pendidikan (Disdik), belum bisa memastikan pelaksanaan sekolah tatap muka 100 akan dimulai pada semester dua, atau di awal tahun 2022 mendatang. Pasalnya, hingga saat ini Disdik belum menerima petunjuk teknis pelaksanaan sekolah tatap muka dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di masa pandemi Covid-19.
Kepala Disdik Provinsi Riau, Kamsol mengatakan, saat ini di Provinsi Riau masih dalam kondisi pandemi Covid-19 walaupun sudah terjadi penurunan kasus dalam tiga bulan terakhir. Namun pihaknya perlu ada regulasi pelaksanaan sekolah tatap muka 100 persen dari pemerintah pusat, melalui Kementerian Pendidikan.
“Untuk sekolah tatap muka semester dua, kami masih menunggu regulasi terkait dengan kebijakan pemerintah. Apakah sekolah 100 persen tatap muka, kita akan berkoordinasi dulu dengan tim Satgas Covid-19 kroscek ke lapangan,” kata Kamsol, Kamis (30/12/2021).
Baca Juga:
- Disdik Pekanbaru Tegur Belasan Sekolah Swasta Karena Laksanakan PTM Full Day
- Disdik Riau Berencana Tambah Hari dan Jam Belajar Tatap Muka di Sekolah
- Kejati SP3 Kasus Korupsi Media Pembelajaran SMA Disdik Riau yang Libatkan Jaya Mesin
Kamsol menjelaskan, untuk saat ini pihaknya masih terus menggesa progres target vaksinasi bagi tenaga pendidik dan peserta didik di seluruh kabupaten kota. Karena hingga saat ini persentase vaksinasi masih belum sesuai harapan. Pihaknya menargetkan 100 persen vaksinasi bagi tenaga pendidik dan peserta didik.
“Sekarang ini kita masih berusaha untuk meningkatkan target kita, masalah vaksin bagi tenaga pendidik dan peserta didik baru 70 persen, dan masih ada 30 persen lagi yang belum divaksinasi. Walaupun kita sudah keluarkan surat ke seluruh sekolah, dan ada sanksi bagi yang tidak vaksinasi, kalau tidak juga akan kita berikan peringatan,” terangnya.
“Sebenarnya guru dan siswa tak wajar diberi sanksi, tapi ini untuk kesehatan mereka, dan untuk meningkatkan kekebalan tubuh atau herd immunity. Kalau bagi yang tak bisa divaksinasi tunjukkan surat dokternya, jika dilihat keseharian di sekolah inikan banyak berkumpul, sehingga jika sudah kebal penularan kasus Covid ini kan berkurang,” tambahnya.
Sementara itu, dari data yang diterima persentase vaksinasi bagi tenaga pendidik dan peserta didik baru mencapai 70 persen. Sehingga pihaknya harus mendorong peningkatan vaksinasi, dengan dikeluarkannya surat pelaksanana vaksin di sekolah-sekolah.
“Dalam waktu dekat akan kita selesaikan target vaksin. Setelah masuk sekolah akan ada vaksinasi meningkat. Setelah diakumulasi semua lebih kurang 70 persen yang sudah divaksinasi, target kita 100 persen. Nah, kalau vaksin tersedia tak terlalu sulit bagi kita memvaksin siswa, karena siswa ada di sekolah, diperiksa kesehatannya termasuk gurunya,” tukasnya.***(CAKAPLAH)