Pekanbaru (Riaunews.com) – Warga Rohingya yang sempat viral di sejumlah media sosial karena ulahnya meminta buah secara berlebihan kepada warga Pekanbaru, akhirnya ditangkap pihak Rumah Detensi Imigran (Rudenim) Pekanbaru.
Pihak Rudenim menangkap oknum warga Rohingya yang diduga dalang dari keresahan warga Pekanbaru. Ada empat orang yang diamankan pihak Rudenim.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Pekanbaru Hadi Sanjoyo mengatakan, saat ini sudah ada oknum warga Rohingya yang diamankan pihak Rudenim.
“Ada empat orang, 1 orang dewasa dan 3 anak-anak,” ujar Hadi, Rabu (18/12/2024), dikutip Cakaplah.com.
Ia menyebut, saat ini pihak Rudenim masih melakukan pengembangan terhadap warga Rohingya lainnya yang terlibat.
“Oknum pelakunya sudah ditangkap pihak Rudenim. Dan sekarang sudah dikembangkan barangkali ada pelaku yang lain,” katanya.
Rencana ke depan, kata Hadi, Pemko Pekanbaru akan menertibkan dengan memindahkan warga Rohingya tersebut ke tempat lain. Menurutnya, lokasi tersebut selain tidak layak, namun juga dekat dengan permukiman warga setempat.
“Iya, kita mau tertibkan mereka yang saat ini tinggal di tempat yang kurang layak di tenda-tenda darurat, dan sedang dicari lokasi yang sesuai standar IOM,” pungkasnya.
Sebelumnya, aksi warga Rohingya di Pekanbaru viral setelah meminta buah rambutan kepada warga. Aksi mereka pun diunggah di sejumlah akun media sosial Tiktok dan Instagram.
Awalnya, mereka meminta rambutan kepada warga, dan kemudian diberi. Namun setelah itu, mereka yang diberi rambutan kembali datang dengan membawa teman-temannya yang lain.
Mereka meminta agar yang lainnya juga diberikan rambutan. Bahkan, mereka meminta dengan marah-marah agar juga diberi.
Karena mereka terlalu banyak, warga pun menolak untuk memberikannya. Pemilik pun meminta warga Rohingya tersebut untuk pergi.
Menanggapi itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Pekanbaru Hadi Sanjoyo mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti terkait laporan tersebut. Ia mengaku juga baru tahu adanya pengungsi Rohingya yang bersikap seperti itu.
Ia menyebut, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Pengungsi Luar Negeri (PPLN) terdiri dari beberapa stakeholder.
“Ada UNHCR, IOM, Rudenim, dan masing-masing perannya. Jadi untuk pembinaan etika dari pengungsi ini ada di Rudenim, karena di sana ada pembinanya,” ujar Hadi, Selasa (17/12/2024).
Namun begitu, pihaknya menindaklanjuti secara bersama dengan Satgas PPLN. “Kita pada prinsipnya sama-sama, nanti akan kita tindaklanjuti bersama tim. Dan kita sama-sama turun untuk meninjau,” pungkasnya.***
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.