Senin, 25 November 2024

Cegah Stunting, Mahasiswa Kukerta Unri Lakukan Edukasi dan Olahan Makanan Sehat ke Warga Desa Pinang Sebatang Barat

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Mahasiswa Kukerta Unri bagikan leaflet ke warga Desa Pinang Sebatang Barat tentang pencegahan stunting. (Foto: istimewa)

Siak (Riaunews.com) – Mahasiswa Kulah Kerja Nyata (Kukerta) Balek Kampung Universitas Riau (Unri) membagikan leaflet terkait edukasi dan pencegahan stunting ke masyarakat yang berada di BTN Agna Griya Permai Desa Pinang Sebatang Barat, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak.

“Selain membagikan leaflet, tim Kukerta juga membagikan olahan makanan sehat dengan tujuan pencegahan stunting berbahan bayam yang dilakukan dari rumah ke rumah,” kata Fahrizal, selaku Ketua Tim Kukerta kepada Riaunews.com, Jumat (20/8/2021).

Dijelaskan, kegiatan yang dilakukan pada Rabu (18/8/2021) ini bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat terkait stunting serta meningkatkan kesadaran pada masyarakat terhadap bahaya stunting.

Untuk diketahui, stunting merupakan kondisi di mana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan denganumur. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan tetapi akan terlihat setelah anak berumur 2 tahun.

“Adapun sasaran pembagian leaflet ini yaitu warga di sekitaran perumahan BTN Agna Desa Pinang Sebatang Barat yang mempunyai anak usia 0-2 tahun,” tambah Fahrizal.

Karena masih berada dalam pandemi Covid-19, lanjutnya, pembagian leaflet ini dilakukan secara door to door.

Pada saat kegiatan berlangsung Mahasiswa Kukerta balek Kampung Desa Pinang Sebatang Barat juga memberikan olahan makanan sehat dari bayam untuk pencegahan stunting, yaitu Kripik Bayam.

“Dengan memberikan makanan tersebut di harapkan warga sekitaran BTN dapat menerapkan nya di rumah untuk langkah pencegahan stunting pada anak,” lanjut Fahrizal.

Sementara itu, anggota Tim Kukerta lainnya, Nurul Izzah, menjelaskan untuk mencegah stunting dapat dimulai dari hal-hal sedehana dengan perbaikan pola makanan, pola asuh dan sanitasi. Metode makan ISI PIRINGKU di harapkan dapat memberikan kesadaran masyarakat terkait bahaya stunting pada anak.

“Metode ISI PIRINGKU yaitu memberikan kebutuhan gizi atau konsumsi makanan yang harus di penuhi setiap kali makan,” kata Nurul.

Dengan adanya metode tersebut maka pola makan balita akan terjaga, dan tingkat bahaya stunting pada anak usia 0-2 tahun dapat dicegah melalui penerapan metode ISI PIRINGKU, lanjut Nurul.

Diharapkan dengan adanya kegiatan menyebarkan leaflet edukasi ini dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat tentang bahayanya stunting, serta dapat melakukan pencegahan serta menerapkan pola makan dengan metode ISI PIRINGKU.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *