Kamis, 14 November 2024

4 WNI Berhasil Dievakuasi dari Gaza ke Mesir

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Rafah Crosing Point merupakan pintu perbatasan Mesir dengan Palestina. (Foto: Getty)

Jakarta (Riaunews.com) – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, mengonfirmasi empat Warga Negara Indonesia (WNI) dan satu istri yang merupakan WN Palestina sudah berhasil dievakuasi dari Gaza ke Mesir via perbatasan Rafah.

Keempat WNI itu memang sudah lama menetap di Palestina dan melakukan misi kemanusiaan. Hingga akhirnya, ada salah satu yang memiliki istri Palestina. .

“Alhamdullillah, puji syukur, pada 2 November 2023 sekitar pukul 19.00 waktu Mesir atau sekitar pukul 00.00, 3 November 2023 waktu Indonesia, empat WNI dan satu istri telah berhasil dievakuasi dari Gaza dan sudah tiba di Rafah. Saat ini, saya mendapat laporan bahwa mereka sudah tiba dengan selamat di Kairo, Mesir,” kata Retno, dalam jumpa pers di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Jumat (3/11/2023).

Dilasnir IDN Times, Menlu Retno menyebut persiapan evakuasi sebenarnya telah dilakukan per 1 November 2023. Namun karena kondisi yang tidak kondusif, para WNI terpaksa kembali ke rumahnya masing-masing.

“Pada 2 November, dari sejak pagi hari, kami coba lagi lakukan evakuasi. Namun, gagal lagi karena situasi tidak memungkinkan. Sekali lagi, sebagaimana pernah saya sampaikan, keselamatan para WNI adalah prioritas,” ucap Retno.

Retno menekankan evakuasi WNI dari Gaza ke perbatasan Rafah tidak mudah. Para WNI sempat bolak-balik dari perjalanan ke rumahnya lagi karena situasi tidak aman.

“Ingin saya sampaikan, rumah sakit Indonesia ada di utara Gaza. WNI yang berhasil kami keluarkan juga di utara Gaza, dan harus melakukan perjalanan ke bawah yaitu Rafah. Lalu, pada 1 November, berusaha ke bawah kemudian harus naik lagi. Demikian juga, pada 2 November pagi hari sudah berupaya, kemudian harus kembali,” ujar Retno.

Retno mengungkapkan perjalanan dari Rafah ke Kairo kurang lebih menempuh waktu tujuh jam dengan jarak sekitar 367 kilometer. Sejumlah tantangan juga dihadapi, ketika sambungan komunikasi yang kurang prima.

“Yang lebih menyulitkan dari proses evakuasi ini antara lain adalah karena komunikasi selalu on and off. Sambungan komunikasi kadang dapat dipergunakan. Dalam banyak waktu, tidak dapat dipergunakan,” tutur dia.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *