Jakarta (Riaunews.com) – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas kembali menjadi perhatian publik. Kali ini terkait pernyataannya yang membandingkan azan dengan suara gonggongan hewan.
Menaq Yaqut bukan kali ini saja membuat kontroversi. Sejak dilantik pada 23 Desember 2020 dan dipercaya Presiden Jokowi menjadi Menteri Agama, ia sudah berulang kali memancing kemarahan publik.
Dilansir inilah.com pada Jumat (25/2/2022), berikut catatan ‘kegaduhan’ yang dibuat Yaqut.
1. Melindungi Masyarakat Syiah dan Ahmadiyah
Yaqut pernah mengatakan akan melindungi masyarakat minoritas seperti warga Syiah dan Ahmadiyah. bahkan ia menyebut pemerintah akan mengafirmasi hak beragama mereka di Indonesia. Ia tidak ingin ada kelompok beragama minoritas yang terusir dari kampung halaman.
“Mereka warga negara yang harus dilindungi,” katanya pada 24 Desember 2020.
Menjadi perbincangan banyak orang, Yaqut mengklarifikasi pernyataannya. Ia menyatakan pemberian perlindungan bagi semua warga negara bukan kepada kelompok Syiah dan Ahmadiyah.
“Tidak ada pernyataan saya melindungi organisasi atau kelompok Syiah dan Ahmadiyah. Sikap saya sebagai menteri agama melindungi mereka sebagai warga negara. Sekali lagi, sebagai warga negara. Bukan jemaah Syiah dan Ahmadiyah, karena semua warga negara sama di mata hukum. Ini harus clear,” katanya.
2. Membaca Doa Semua Agama
Kontroversi lainnya yaitu, Yaqut pernah menyampaikan agar jajarannya membacakan doa seluruh agama yang diakui di Indonesia dalam setiap acara Kemenag.
Hal itu disampaikannya dalam Rakernas Kemenag tahun 2021 pada 5 April 2021. Menurutnya, semakin banyak doa maka semakin besar pula kemungkinan doa tersebut dikabulkan.
3. Mengucapkan Selamat Hari Raya ke Komunitas Baha’i
Pada Juli 2021, Menag Yaqut lagi-lagi membuat kontroversi dengan memberikan ucapan selamat Hari Raya Naw Ruz 178 EB ke komunitas Baha’i.
Komunitas ini dianggap sebagai salah satu aliran sesat di Indonesia. Namun, Kementerian Agama kemudian membuat pernyataan tambahan yang menyatakan bahwa Baha’iyah merupakan sebuah Agama tersendiri dan tidak terikat pada suatu Agama apapun. Atas dasar hal tersebut, Menag Yaqut pun memberi ucapan Selamat Hari Raya Naw Ruz 178 EB.
4. Kemenag Hadiah Negara untuk NU
Pernyataan tersebut disampaikan Yaqut saat memberikan sambutan di webinar bertajuk “Santri Membangun Negeri dalam Sudut Pandangan Politik, Ekonomi, Budaya, dan Revolusi Teknologi” yang ditayangkan di kanal YouTube TV NU pada 20 Oktober 2021.
Mantan Ketua GP Anshor itu mengungkapkan berdasarkan perbincangannya dengan salah satu stafnya.
“Saya bilang bukan. Kementerian Agama adalah hadiah negara untuk NU bukan untuk umat Islam secara umum, spesifik NU. Jadi wajar kalo sekarang NU memanfaatkan banyak peluang di Kemenag untuk NU,” katanya.
Pernyataan Yaqut pun lagi-lagi memancing kemarahan publik. Bahkan mantan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar NU (PBNU), Helmy Fasihal Zaini mengkritik hal itu. Kriitk juga datang dari Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
“Itu bukan hadiah. Itu adalah keharusan karena kita negeri ini berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Tentu semua agama sangat penting untuk dilindungi,” tegas Kalla.
5. Bandingkan Kumandang Azan dengan Gonggongan Hewan
Kontroversi kelima atau yang tebaru yaitu membandingkan suara azan dengan gonggongan hewan. Politikus PKB itu mulanya memberikan penjelasan terkait aturan volume suara toa masjid dan musala setiap waktu sebelum azan. Saat menejaskan aturan volume suara azan, ia menyamakan dengan gangguan suara hewan.
“Yang paling sederhana lagi, kalau kita hidup dalam satu kompleks, misalnya. Kiri, kanan, depan belakang pelihara anjing semua. Misalnya menggonggong dalam waktu bersamaan, kita ini terganggu nggak? Artinya apa? Suara-suara ini, apa pun suara itu, harus kita atur supaya tidak jadi gangguan. Speaker di musala-masjid silakan dipakai, tetapi tolong diatur agar tidak ada terganggu,” kata Yaqut.
Anak buah Yaqut di Kementerian Agama juga telah memberikan klarifikasi terkait pernyataan tersebut. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi (HDI) Kementerian Agama, Thobib Al Asyhar, mengatakan bahwa Yaqut Cholil Qoumas sama sekali tidak membandingkan suara azan dengan suara gonggongan anjing.
Kali ini kritik datang dari semua penjuru. Bahkan PKB ikut mengkritik pernyataan ngawur tersebut.
“Lha kok ini analogikan dengan gonggongan anjing. Astaghfirullah! Kami sarankan dengan hormat agar Menag meralat dan mengakui kesalahan analoginya,” kata Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid.