Taheran (Riaunews.com) – Iran memprotes keras Prancis setelah majalah satir Charlie Hebdo menerbitkan gambar karikatur Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei pekan ini.
Teheran menganggap karikatur itu merupakan bentuk penghinaan jelas terhadap sang pemimpin.
“Tindakan menghina dan tidak senonoh dari publikasi Prancis dalam menerbitkan kartun melawan otoritas agama dan politik tidak akan berjalan tanpa tanggapan yang efektif dan tegas,” kata Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian melalui kicauan di Twitter pada Rabu (4/1).
“Kami tidak akan membiarkan pemerintah Prancis melampaui batasnya. Mereka telah memilih jalan yang salah,” papar Abdollahian menambahkan.
Sementara itu, redaksi Charlie Hebdo sendiri mengatakan karikatur Khamenei adalah bagian dari kompetisi gambar yang diluncurkan pada Desember lalu. Kompetisi itu dibuat untuk mendukung demonstrasi besar-besaran yang masih terjadi di Iran.
Demonstrasi yang telah menewaskan ratusan pemrotes ini dipicu oleh kematian Mahsa Amini, perempuan Kurdi, yang meninggal dunia saat berada dalam penahanan polisi moral Iran pada pertengahan September lalu.
Amini ditahan polisi moral gegara dinilai melanggar aturan Muslimah dengan memakai pakaian ketat.
“Kontes ini untuk mendukung perjuangan rakyat Iran yang berjuang untuk kebebasan mereka,” bunyi pernyataan majalah tersebut seperti dikutip AFP.
Iran sendiri menganggap demonstrasi itu sebagai bentuk “kerusuhan”. Teheran menuduh sejumlah negara dan kelompok oposisi rezim yang menyulut unjuk rasa hingga meningkatkan eskalasi.
Sementara itu, Charlie Hebdo merupakan salah satu majalah satir yang terkenal dengan sejumlah kritikan terhadap pejabat hingga negara. Majalah itu pernah membuat geram dunia Islam karena menerbitkan karikatur Nabi Muhammad beberapa kali hingga memicu ketegangan di Prancis, yang memiliki komunitas Muslim cukup banyak.
Charlie Hebdo juga sempat menjadi target serangan teror gegara karikaturnya tersebut.***