Jakarta (Riaunews.com) – Menteri Keuangan Sri Mulyani membeberkan skenario resesi di Indonesia akibat pandemi virus corona atau covid-19. Resesi ekonomi terjadi apabila pertumbuhan ekonomi nasional kuartal III 2020 negatif, menyusul kuartal II.
Menurut Ani, sapaan akrabnya, pemerintah sebenarnya memproyeksi ekonomi Indonesia bisa tumbuh positif pada kuartal III 2020, yaitu di kisaran 1,4 persen. Namun pada saat yang sama, Ani turut menyiapkan skenario ekonomi Indonesia jatuh hingga minus 1,6 persen pada periode tersebut.
Bila laju perekonomian mencapai proyeksi minus, maka sudah dapat dipastikan Indonesia mengalami resesi ekonomi. Sebab, pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 diperkirakan terkontraksi dalam dengan proyeksi sebesar minus 3,8 persen.
Baca: Jokowi atau Sri Mulyani diminta jelaskan Perppu Corona di sidang MK
“Kami berharap kuartal III dan kuartal IV 2020 (pertumbuhan ekonomi) 1,4 persen atau kalau dalam negatif bisa minus 1,6 persen. Itu technically bisa resesi kalau kuartal III negatif dan secara teknis Indonesia bisa masuk zona resesi,” ungkap Ani saat rapat bersama Komisi XI DPR, Senin (22/6/2020).
Dilansir CNN Indonesia, lebih lanjut bendahara negara mengungkapkan skenario ekonomi kuartal III 2020 yang positif 1,4 persen muncul karena pemerintah di berbagai daerah sudah mulai melangsungkan masa transisi dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ke tatanan hidup baru (new normal).
Selain itu, pemerintah juga terus memberikan bantuan sosial (bansos) untuk menopang daya beli masyarakat.
Sementara, proyeksi perekonomian minus 1,6 persen pada kuartal III 2020 muncul bila masyarakat tidak melakukan konsumsi yang signifikan di masa transisi, meski PSBB sudah mulai dibuka oleh pemerintah.
Kendati memiliki skenario resesi ekonomi, namun mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu masih optimis bahwa laju perekonomian masih bisa positif pada kuartal IV 2020. Toh, sudah jauh dari masa puncak pandemi virus corona yang terjadi pada pertengahan tahun ini. “Jadi range (kisaran) kami 1,4 persen sampai minus 1,6 persen untuk kuartal III 2020,” tekan Ani.
“Kuartal IV dengan akselerasi belanja pemerintah yang sudah mulai dirasakan, program UMKM yang mulai jalan, kami berharap kuartal IV 3,4 persen atau skenario sangat buruk sekitar 1 persen. Outlook (prospek) keseluruhannya (2020) minus 0,4 persen sampai 1 persen,” jelasnya.
Baca: Anies bantah pernyataan Sri Mulyani DKI tak punya anggaran Bansos dengan elegan
Sementara untuk tahun depan, Sri Mulyani menyatakan pemerintah masih optimis memasang target pertumbuhan 4,5 persen sampai 5,5 persen. Sebab, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sudah mulai dilakukan pada paruh kedua tahun ini.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 2,97 persen pada kuartal I 2020. Hal ini terjadi karena sumbangan konsumsi rumah tangga turun drastis dari kisaran 5 persen ke 2,84 persen akibat tertekan dampak pandemi virus corona. ***