Senin, 25 November 2024

Mahyeldi: Tidak Ada Sejarahnya NII Berpusat di Sumbar, Apalagi Mau Gulingkan Pemerintah Pakai Golok, Terlalu!

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Gubernur Sumatera Barat, Mahyedi.

Padang (Riaunews.com) – Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah mulai merespons soal keberadaan jaringan teroris Negara Islam Indonesia (NII) sebagaimana data dari Mabes Polri yang tersebar di daerahnya, Selasa (19/4/2022).

Menurut Mahyeldi, yang punya data soal NII itu poilisi, dan sebenarnya itu perlu dijelaskan, supaya tidak terjadi bias informasi.

Saat ini, sebut Mahyeldi, informasi seputar jaringan teroris NII itu bias. “Sekarang saya kira sudah bias, ada yang mengatakan tertangkap seribu, kemudian ada lagi sekian ribu, itu kan perlu dijelaskan,” ujar Mahyeldi di Padang, Selasa (19/4/2022).

Pengakuan dan sepengatuannya, Mahyeldi mengaku bahwa tidak ada sejarah mencatat NII itu pusatnya di Sumbar. NII, katanya, ada di daerah lain, dan tak perlu disebutkan pusatnya di Sumbar.

“Makanya, saya kira banyak yang bias karena kebelumjelasan tentang itu, apalagi ada yang mengatakan mereka akan menggulingkan pemerintahan, saya pikir itu terlalu,” tegasnya.

Dengan demikian, Mahyeldi meminta, agar pihak yang berkepentingan (soal jaringan teroris NII) memberikan penjelasan, sehingga tidak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dan tanggapan yang berbeda satu dengan yang lainnya.

“Apalagi, sebelum ini juga dikatakan ada beberapa kota di Sumatra Barat intoleran, ini kan beriringan, ketika itu disebarkan, kemudian ada berita seperti ini, jangan dikaitkan lagi,” ucapnya.

Lalu, Mahyeldi juga mengomentari adanya tiga daerah yang disebut intoleran seperti Padang, Pariaman, dan Padang Panjang. Dia mempertanyakan apa ukuran hal seperti itu. Apalagi hal seperti itu sudah jadi makanan tahunan bagi Sumbar.

“Masa Padang Panjang, dikatakan intoleran? Begitu juga Pariaman dan Padang. Apa ukuran untuk itu, jadi kita harapkan NGO seperti ini jangan diamini saja, saya kira perlu dikontrol juga oleh pemerintah supaya tidak menimbulkan interpretasi seperti ini,” paparnya.

Sebelumnya, sebut Mahyeldi, Sumbar juga sudah sering dapat label semacam itu (intoleran-red) seperti mengatakan daerah lain lebih islami dari Padang, kemudian indeks demokrasi, dan lainnya.

Diberitakan sebelumnya, Mabes Polri menyebut bahwa anggota jaringan teroris NII di Sumbar mencapai 1.125 orang.

Data polisi, jaringan teroris NII sudah berkembang masif di Indonesia. Di antaranya di Jakarta. Jawa Barat, Bali, Maluku dan Sumatera Barat.

Tudingan ini menurut densus 88 dapat dibuktikan dengan adanya barang bukti berupa dokumen yang berisi visi misi mirip dengan pemberontakan NII era Kartosuwiryo dan juga sejumlah golok.

“Temuan alat bukti arahan persiapan tersebut singkron dengan temuan barang bukti sebilah golok panjang milik salah satu tersangka,” ucap Kombes Aswin Siregar, Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagpanops) Densus 88, Selasa (19/4/2022).

Narasi Densus yang menjadikan golok sebagai alat bukti tuduhan NII akan menggulingkan pemerintah justru mendapat berbagai komentar dari publik. Mulai dari menjadi bahan lelucon hingga beberapa warganet juga menyinggung soal KKB yang dinilai lebih canggih dan berbahaya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *