Jakarta (Riaunews.com) – Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) resmi diumumkan ke publik.
Anehnya, sejumlah nama besar dari masing-masing partai pengusung tidak masuk line up.
“Saya merasa Tim AMIN menyimpan strategi khusus terkait Timnas ini. Banyak nama besar dari partai pengusung yang tidak masuk line up. Padahal nama-nama besar itu selama ini selalu menjadi pemain inti di partai masing-masing,” ujar Pakar Komunikasi Politik Universitas Multimedia Nusantara Ambang Priyonggo, Rabu (15/11/2023).
Ambang mengatakan Pemilihan Presiden 2024 merupakan kontestasi ketat yang melibatkan lebih dari dua pasangan calon.
Dengan komposisi lebih dari dua pasang calon sebagai peserta Pilpres 2024 dibutuhkan strategi tepat untuk bisa memenangkan kontestasi.
“Situasi ini berbeda jika dibandingkan dengan dua Pilpres sebelumnya yang hanya diikuti dua pasangan di mana setiap pasangan bisa langsung fokus untuk melihat kelebihan dan kekurangan saingannya dan menentukan langkah pemenangan. Kalau saat ini mereka harus berhitung dua kali untuk menentukan langkah,” katanya.
Pria lulusan Westminster University Inggris tersebut menilai jika Pemilu 2024 kemungkinan besar akan berlangsung dua putaran.
Hal ini didasarkan pada hasil jajak pendapat dari berbagai lembaga survei yang menunjukkan jika belum ada pasangan yang dominan dengan tingkat elektabilitas lebih dari 50 persen.
“Padahal berdasarkan ketentuan perundangan jika ada lebih dari dua pasangan calon maka kontestan akan menang dalam satu putaran jika meraih lebih dari 50 persen suara sah pemilih dan raih suara terbanyak di 50% wilayah provinsi di Indonesia,” ujarnya.
Ambang mengatakan dengan tingkat persaingan yang begitu ketat maka wajar jika masing-masing kontestan termasuk AMIN menyiapkan strategi rangkap termasuk dalam penyusunan tim pemenangan. Tidak ada nama Ahmad Ali, Ahmad Syahroni, Sugeng Prawoto, dari NasDem atau Jazilul Fawaid, Faisol Reza, Syaiful Huda dari PKB tentu menjadi pertanyaan tersendiri.
“Pun juga tidak ada namanya Shohibul Iman, Jazilul Juwaini, dan Aboe Bakar Alhabsyi dari PKS dalam jajaran co captain bisa jadi menjadi strategi tersendiri,” urainya.
Terkait munculnya nama Ketua Dewan Syuro Alumni 212 Yusuf Martak sebagai co captain dalam Timnas AMIN, kata Ambang perlu disikapi secara wajar.
Menurut dia, Yusuf Martak juga bagian dari anak bangsa yang punya hak menyampaikan dukungan dan memenangkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
“Perlu dilihat saja apakah kehadiran dia akan membawa narasi-narasi persatuan bangsa atau perpecahan bangsa. Kalau narasinya memecah belah tentu hal itu akan merugikan pasangan AMIN sendiri,” pungkas Yusuf Martak.***
‘Misil Khusus Hantam ke Israel’
Dalam perkembangan terkait, komandan zona pertahanan udara timur laut Iran, Brigadir Jenderal Mohammadreza Masoumi, menyatakan pada Minggu kalau Iran telah memperbarui sistem pertahanan udaranya sebagai tanggapan terhadap ancaman baru.
September lalu, juru bicara Kementerian Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Reza Talaee Nik, mengumumkan kalau Iran telah mengembangkan rudal yang dirancang khusus untuk menargetkan wilayah Palestina yang diduduki Israel.
Misil itu berjuluk ‘Israel-Hitting Missiles’ atau ‘Misil Khusus Hantam Israel’
Pada saat itu, ia menekankan, “kami memiliki rudal yang dikenal sebagai ‘misil yang menyerang Israel’, karena tujuan utamanya adalah untuk menargetkan wilayah-wilayah pendudukan.”
Jenderal Talaee Nik menjelaskan kalau rudal-rudal ini dikembangkan oleh para ahli Iran sebagai respons terhadap ancaman yang ada dan diberi nama setelah mendiang Jenderal Qassem Soleimani.
Jenderal Talaee Nik juga menyebutkan, rudal tersebut memiliki jangkauan 1400 km, dan berpotensi diperluas hingga kurang lebih 1700 hingga 1800 km.
Sejak dimulainya perang Israel di Gaza, pada tanggal 7 Oktober, gerakan Perlawanan Lebanon, Hizbullah, telah terlibat secara langsung, namun secara relatif terbatas, dalam perang melawan pendudukan Israel.***