Pekanbaru (Riaunews.com) – Tim gabungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengevakuasi seekor pesut yang mengalami disorientasi sehingga nyasar ke sungai kecil di Pelalawan, Provinsi Riau.
Setelah ditangkap, pesut tersebut kemudian dievakuasi ke Sungai Kampar yang lebih besar, melalui jalur darat.
“Tim sudah berhasil menangkap ikan pesut yang mengalami disorientasi masuk di sungai kecil Segati di Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan. Kondisinya sehat dan tetap lincah,” kata Kepala Bidang Wilayah II Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Andri Hansen Siregar, Ahad (20/9/2020).
Dilansir detikcom, Hansen menjelaskan, pesut tersebut berhasil ditangkap dengan jaring pada Sabtu (19/9/2020) pukul 14.20 WIB. Proses untuk menjaringnya dimulai sejak pukul 10.00 WIB. Debit air yang tinggi membuat lamanya penangkapan ikan itu.
“Di lokasi, malamnya turut hujan deras yang membuat sungai meluap. Walau berhasil ditangkap, tim sempat kesulitan karena derasnya air sungai,” kata Hansen.
Hansen menjelaskan, setelah pesut tersebut berhasil ditangkap, dan kemudian dimasukkan dalam mobil pick-up yang dikasih terpal berisi air serta dijaga 4 anggota tim.
“Mobil membawanya dengan kondisi pelan, agar ikan tersebut tidak mengalami stres berat. Pukul 17.00 WIB mobil yang membawa sampai di tepi sungai Kampar,” kata Hansen.
Sebelum pesut dilepas di sungai Kampar, sambung Hansen, masih dibutuhkan istirahat sejenak setelah perjalanan darat.
Ini dilakukan agar mamalia yang masih berkerabat dengan lumba-lumba sepanjang 2,2 meter dan berbobot 120 kilogram ini dapat istirahat sejenak setelah menempuh perjalanan darat.
“Kami melepas di sungai Kampar yang kondisinya lebih luas dan selama ini juga bagian dari habitatnya. Pukul 18.30 WIB, pesut tersebut dilepaskan, kondisi sehat dan lincah,” katanya.
Dikutip dari Wikipedia, pesut adalah hewan mamalia yang hidup di air dan sering juga disebut sebagai lumba-lumba air tawar.
Tidak seperti mamalia air lain yakni lumba-lumba dan paus yang hidup di laut, pesut hidup di sungai-sungai daerah tropis. Populasi satwa langka yang dilindungi undang-undang ini terutama terdapat pada tiga sungai besar di Asia Tenggara yakni Sungai Mahakam, Sungai Mekong, dan Sungai Irrawaddy.
Namun, pesut juga ditemui di sungai-sungai besar yang ada di Provinsi Riau, seperti Sungai Kampar.
Pesut mempunyai kepala berbentuk bulat (seperti umbi) dengan kedua matanya yang kecil (mungkin merupakan adaptasi terhadap air yang berlumpur). Tubuh pesut berwarna abu-abu sampai wulung tua, lebih pucat dibagian bawah serta tidak memiliki pola khas. Sirip punggungnya kecil dan membundar di belakang pertengahan punggung. Dahinya tinggi dan berbentuk bundar, tidak ada moncong seperti lumba-lumba lain. Sirip dadanya lebar membundar.
Pesut biasanya bergerak dalam kawanan kecil. Walaupun pandangannya tidak begitu tajam dan kenyataan bahwa pesut hidup dalam air yang mengandung lumpur, tetapi pesut merupakan ‘pakar’ dalam mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan.
Kemungkinan hewan ini menggunakan gelombang ultrasonik untuk mendapatkan lokasi gema seperti yang dilakukan oleh kerabatnya lumba-lumba laut.***
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.