Pekanbaru (Riaunews.com) – Bakal calon Bupati Bengkalis yang dijagokan Partai Golkar, Indra Gunawan Eet, elektabilitasnya dikhawatirkan anjlok gara-gara menggunakan helikopter milik Badan nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang saat ini heboh di media sosial.
Hal ini sebagaimana diungkapkan Pengamat Komunikasi Politik Universitas Muhammadiyah Riau, DR Aidil Haris.
Baca: Golkar usung Eet di Bengkalis, Asri Auzar di Rohil
Menurut Aidil, lawan-lawan politik Eet bisa saja memanfaatkan momen tersebut untuk menjatuhkannya.
“Bagi lawan politiknya tentu hal ini akan dimanfaatkan untuk menggerus elektabilitasnya. Namun dari sisi popularitas Eet akan semakin dikenal masyarakat,” kata Aidil Harris, Rabu (26/8/2020), dilansir Cakaplah.
Partai Golkar sendiri telah memastikan dukungan kepada Indra Gunawan Eet dan Syamsu Dalimunthe (ESA) pada Pilkada Kabupaten Bengkalis 2020. SK untuk pasangan ini diserahkan Rabu (26/8/2020) di kantor DPP Partai Golkar di Jakarta oleh Ketua Pemenangan Sumatera 1 DPP Golkar, Idris Laena.
Kembali pada pemakaian heli BNPB, Aidil menyorot buruknya komunikasi baik dari sisi Eet sebagai Ketua DPRD Riau maupun Syamsuar sebagai gubernur sekaligus Ketua DPD I Golkar Riau ,dalam menjelaskan kepada masyarakat terkait penggunaan helikopter tersebut.
“Harusnya digelar konfrensi pers untuk antisipasi persepsi yang berbeda. Bisa dia jelaskan kalau penggunaan helikopter itu begini-begitu. Ditambah lagi statemen Eet di media massa itu berbelit-belit. Sebentar bilang mengecek Karhutla, terus bilang ilegal logging. Kan jadi terpojokkan,” tukasnya.
Sebelumnya, Ketua DPRD Riau Indra Gunawan Eet disorot karena menggunakan helikopter BNPB diduga untuk kepentingan partai.
Baca: Kali ini Indra Gunawan Eet berdalih gunakan heli BNPB ke Inhil pantau illegal logging
Sorotan bertambah panjang ketika Eet tak konsisten dengan klarifikasinya. Sempat mengatakan untuk memantau Karhutla, dan sehari setelahnya mangaku memantau ilegal loging.
Syamsuar juga menjadi sorotan atas statemennya yang mengatakan bahwa persoalan tersebut karena adanya persaingan politik.***
Editor: Ilva