Senin, 25 November 2024

Dipanggil Polisi, Anies Justru Makin Mendapat Simpati Dari Masyarakat

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan paling populer untuk Pilpres 2024 berdasarkan survei.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan paling populer untuk Pilpres 2024 berdasarkan survei.

Jakarta (Riaunews.com) – Pemanggilan Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, oleh pihak Polda Metro Jaya justru menguntungkan bagi sang gubernur.

Sebab, langkah Anies Baswedan yang secara legawa memenuhi pemanggilan tersebut justru menuai simpati dari rakyat. Anies pun kini dielukan sebagai pemimpin masa depan oleh publik.

Penilaian ini disampaikan langsung oleh Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Din Syamsuddin dalam keterangannya kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Rabu (18/11/2020).

Baca: Ketidakadilan Hukum Terhadap HRS Dan Anies

“Tindakan ini akan menjadi bumerang bagi rejim, dan telah menuai simpati rakyat bagi Anies Baswedan sebagai pemimpin masa depan,” tegasnya.

Din Syamsuddin sendiri menilai pemanggilan Anies kental dengan aroma politis dan bahkan mengada-ada.

“Pemanggilan Polda atas Anies bernuansa politis. Dapat dipandang sebagai drama penegakan hukum yang irrasional atau tidak wajar,” ujar Din Syamsuddin.

Menurut Din Syamsuddin, belum pernah terjadi Polda Metro Jaya memanggil seorang Gubernur yang merupakan mitra kerjanya sekadar untuk klarifikasi. Berbeda halnya jika dalam rangka penyidikan.

“Mengapa tidak Kapolda yang datang? Dan bukankah izin serta tanggung jawab atas kerumunan yang melanggar Protokol Kesehatan ada pada Polri?” kata Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini.

Atas dasar itu, mantan Ketua PP Muhammadiyah ini menilai pemanggilan Anies Baswedan oleh Polda Metro Jaya merupakan sebuah preseden buruk bagi lembaga penegak hukum seperti Polri.

Baca: Pemanggilan Anies oleh Polisi Dinilai Fahri Hamzah Sebagai Bentuk Kepanikan Pemerintah

“Kejadian ini merupakan preseden buruk yang hanya akan memperburuk citra Polri yang overacting,” tegasnya.

“Apalagi terkesan ada diskriminasi dengan tidak dilakukannya hal yang sama atas Gubernur lain yang di wilayahnya juga terjadi kerumunan serupa,” demikian Din Syamsuddin.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *