Rabu, 27 November 2024

Kisah Miris Stellar, girlgrup K-Pop yang dijadikan objek seks

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Stellar, grup K-Pop yang pernah menjadi objek seksual produser mereka.

Seoul (Riaunews.com) – Industri K-Pop telah melahirkan nama-nama besar yang mendunia. Sebut saja BTS, Blackpink, Twice, IU, BTOB dan Mamamoo.

Namun ternyata tak semua artis K-Pop seberuntung mereka. Alih-alih meraih kesuksesan beberapa justru dijadikan objek seks untuk meraup keuntungan semata.

Kisah miris ini dialami Stellar, grup idol yang terbentuk pada 2011 dan membubarkan diri setelah tujuh tahun eksis. Ada alasan sedih di balik bubarnya grup beranggotakan empat orang ini.

Baca: Jimin BTS jadi idol KPop terpopuler bulan Mei

Dilansir Wolipop, Stellar merupakan grup idol di bawah agensi kecil bernama Entertainment Pascal. Formasi awal, grup ini digawangi Gayoung, Jeonyul, Leeseul dan JoA.

Awal muncul, popularitas mereka tidak langsung meroket. Lagu debut berjudul ‘Rocket Girl’ tak sukses di pasaran begitu pula di tahun berikutnya saat mereka merilis single ‘UFO’. Dua personelnya, Leeseul dan JoA meninggalkan grup, digantikan oleh Minhee dan Hyoeun.

Nama Stellar baru menanjak pada 2013 ketika single mereka yang berjudul ‘Study’ berhasil masuk ke tangga lagu Top 100. Berambisi membuat Stellar lebih populer lagi, agensi mereka lalu mengubah konsep grup, dari imej wanita imut dan manis menjadi seksi.

Pada 2014 mini album ‘Marionette’ rilis dan konsep mereka memang jadi berubah drastis dari sebelum-sebelumnya. Namun imej seksi yang dibentuk justru dinilai audiens terlalu vulgar.

Baca: Ada pidato aliran sesat di lagu baru Suga BTS, Big Hit minta maaf

Agensi Stellar bahkan berbuat lebih jauh untuk mempromosikan album mereka. Fans diminta memberikan ‘like’ pada foto di akun Facebook resmi mereka jika ingin melihat lebih detail bagian tubuh para personelnya. Sistem ini membuat Stellar dan agensinya mendapat kritik keras.

Belum lagi video ‘Marionette’ yang terlalu seksi hingga mendapat rating 19+ karena gerakan dansa provokatif dan menjadikan wanita objek seksual. Video tersebut memang jadi hits dan sempat menduduki posisi 35 di tangga lagu K-Pop Hot 100. Tapi bukan semata-mata karena lagu, melainkan video seksi yang membuat audiens penasaran.

Gayoung, mantan personel Stellar, mengungkap proses di balik video yang jadi kontroversi itu. Seperti dikutip dari Koreaboo, Gayoung mengatakan bahwa agensinya telah memanipulasi agar mereka mau melakukan sejumlah adegan provokatif. Salah satu yang paling ramai diperbincangkan adalah adegan minum susu yang tumpah mengalir dari mulut hingga belahan payudara.

“Ada satu adegan di mana seorang personel harus minum susu. Dalam skrip, tertulis ‘Merindukan cinta masa lalu, menjatuhkan diri ke tempat tidur, bangun dan minum susu.’ Kami kira mereka hanya ingin dia minum susu untuk menggambarkan suasana pagi hari. Dia pun minum susu itu tapi mereka menyuruhnya agar menumpahkan susunya saat minum,” cerita Gayoung.

Baca: BTS terpilih jadi Grup Musik Favorit di Nickelodeon Kid’s Choice Awards

Awalnya personel Stellar itu mengira tujuan adegan itu adalah untuk memperlihatkan kerapuhan wanita yang patah hati. Tapi ternyata pencitraan yang ada di video jauh berbeda. Audiens justru jadi membayangkan hal-hal tak senonoh.

“Syuting itu dilakukan saat usianya baru 20 tahun. Dia sangat kaget sampai tidak bisa lagi minum susu sampai sekarang. Dia benar-benar tersakiti. (Saat itu) tidak ada yang tahu tujuan sebenarnya dari syuting adegan itu,” tuturnya.

Para personel Stellar sempat keberatan dengan konsep seksi dan mencoba menawarkan konsep lain ke agensi. Pada 2016, mereka merilis album ‘Sting’ dengan konsep lebih imut dan girlie, sayangnya tidak berhasil sehingga membuat agensi semakin punya alasan untuk mempertahankan imej seksi.

“Kami merilis beberapa album terkait ‘Marionette’, tapi orang-orang hanya ingat konsep seksinya. Padahal kami juga melakukan promosi yang lain. Hanya saja mereka tidak bisa melihat album lainnya dan hanya merespon konsep seksi itu,” curhat Gayoung.

Alhasil agensi Stellar jadi punya kuasa penuh untuk mengontrol imej mereka. Setiap kali personelnya mencoba menentang, mereka mengancam harus membayar uang pinalti. Usia yang masih relatif muda membuat Stellar takut dan tidak bisa berbuat banyak untuk mempertahankan ideologi mereka sendiri dan akhirnya harus pasrah dengan ketentuan agensi.

Puncaknya adalah pada 2017 saat Stellar merilis album terakhir mereka ‘Vibrato’. Agensi memaksa empat personelnya menari mengenakan gaun dengan belahan paha sangat tinggi hingga memperlihatkan sebagian bokong dan perut. Mereka pun protes tapi agensi meyakinkan agar mencobanya terlebih dahulu dan melakukan pemotretan dengan kostum tersebut.

“Kami bilang, ‘lihat itu terlalu terbuka’. Mereka terlihat setuju dan menyuruh kami ganti baju. Tapi ternyata fotonya dirilis. Saat melihatnya kami menelepon mereka dan berdebat. Mereka cuma bilang, ‘Oh, kamu tidak tahu ya? Oke maaf, kami tidak akan melakukannya lagi’. Tapi foto itu terlanjut tersebar dan kami tidak bisa apa-apa,” ujarnya.

Setelah menggelar konser perayaan hari jadi yang keenam, Gayoung dan Jeonyul memutuskan tak melanjutkan kontrak dengan Entertainment Pascal dan keluar dari grup. Kemudian awal 2018 Minhee dan Hyoyeun menyusul langkah kedua rekannya tak lagi terikat kontrak dengan agensi tersebut. Stellar pun resmi bubar.

Keluar dari agensi adalah langkah paling tepat yang pernah mereka buat setelah tersiksa secara batin selama bertahun-tahun. Mereka pun tak menyesal telah meninggalkan grup tersebut dan memilih berkarier sendiri-sendiri.

Minhee kini aktif sebagai YouTuber sementara Gayoung membuka kafe sambil mengejar karier sebagai aktris. Dua member lainnya masih belum diketahui kelanjutan kariernya.***


Eksplorasi konten lain dari Riaunews

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

 

Tinggalkan Balasan