Profesor Kimia Sebut Gas Air Mata Kedaluwarsa Lebih Bahaya, Senyawanya Bisa Jadi Gas Sianida

Peluru berisi gas air mata (ilustrasi)

Jakarta (Riaunews.com) – Profesor Kimia dari Simón Bolívar University, Venezuela, Mónica Kräuter, menemukan bahwa gas air mata kedaluwarsa lebih berbahaya daripada gas air mata yang belum kedaluwarsa.

Melansir dari National Geographic Indonesia dalam Grid.id, setelah melewati masa kedaluwarsa, berbagai komponen dalam gas air mata akan terurai menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.

Baca Juga: Kompolnas Sebut Tak Ada Perintah Penembakan Gas Air Mata dan Penguncian Pintu di Stadion Kanjuruhan

Awalnya, hal ini diduga akan menurunkan efektivitas gas air mata apabila digunakan.

Tetapi, alih-alih mengurangi efektivitasnya, senyawa-senyawa gas air mata yang kedaluwarsa justru dapat terurai menjadi gas sianida, fosgen, dan nitrogen, sehingga membuatnya menjadi lebih berbahaya.

Mónica menemukan bahwa senyawa hasil penguraian gas air mata bersifat racun bagi manusia.

Baca Juga: Penggunaan Gas Air Mata Oleh Polisi Dianggap Salahi Aturan FIFA

Jika jumlahnya kecil, gas sianida dapat larut dengan mudah oleh selaput lendir. Namun, apabila Anda terpapar dalam jumlah besar, sel tubuh akan mengalami kesulitan menggunakan oksigen untuk menjalankan fungsinya dan merusak berbagai organ tubuh.***

 

Sumber: Kompas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *