Senin, 25 November 2024

Duduk Perkara Penonaktifan Seorang Guru di Depok, Gegara Penutupan Holywings yang Dikaitkan dengan Habib Rizieq

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Holywings Surabaya dituntut tutup oleh sejumlah elemen masyarakat. (Foto: Radar Surabaya)

Depok (Riaunews.com) – Seorang guru berinisial ER sempat ‘digeruduk’ emak-emak usai berkomentar di media sosial mengaitkan Habib Rizieq Shihab (HRS) dengan penutupan Holywings. ER sudah diperiksa Dinas Pendidikan Depok karena dinilai menimbulkan keresahan.

Rumah ER di Sawangan, Depok, didatangi sejumlah emak-emak pada Senin (4/7/2022), sekitar pukul 13.00 WIB. Dalam video viral itu terekam percakapan emak-emak di rumah guru tersebut. Ada nama Habib Rizieq Shihab yang terlontar.

“Kenapa Ibu yang kena sasaran Habib Rizieq, nggak nyambung, Bu. Kita datang ke sini karena Holywings telah melecehkan, menistakan Nabi Muhammad. Saya sebagai umatnya tidak terima,” kata emak-emak seperti dilihat di video viral, Selasa (5/7/2022).

Emak-emak itu terus berargumen terkait nama Rizieq Shihab yang dibawa-bawa dengan kasus promo minuman beralkohol Holywings yang berujung penutupan.

“Karena kita cinta Rasulullah, kita ingin dapat syafaatnya. Kenapa Ibu, Habib Rizieq yang Ibu bawa-bawa?” kata emak-emak yang mendatangi rumah guru tersebut.

Duduk Perkara Guru di Depok ‘Digeruduk’

Awalnya pada Selasa (28/7) akun Twitter @Dennysiregar7 mengunggah sebuah gambar dua judul artikel soal Habib Rizieq yang dikaitkan dengan keputusan Gubernur DKI Jakarta untuk menutup Holywings.

“Tunduk pada napi,” kata Denny dalam cuitannya.

Guru itu lantas menjawab cuitan dengan kalimat “Soalnya si Rizik sudah kagak terima upeti lagi dari diskotek itu,” ujarnya.

Cuitan ER kemudian mendapat respons. Sekelompok emak-emak kemudian datang ke kediaman ER. Polisi menegaskan kedatangan warga yang protes tersebut ikut didampingi pihak kepolisian.

“Langkah dari kepolisian tentunya memberikan perlindungan kepada semua warga masyarakat. Dalam kesempatan itu pun sebenarnya sudah ada pendampingan oleh Babinkamtibmas dan Babinsa di situ untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Zulpan.

Tidak Ada Persekusi

Zulpan mengatakan saat kediaman ER didatangi emak-emak tidak ada tindakan persekusi. Dia juga mengatakan tidak ada penggerudukan.

“Jadi tidak ada di situ tindakan persekusi. Di situ terjadi kegiatan musyawarah terkait dengan pernyataan Ibu ER ini yang ditentang oleh kelompok ibu-ibu yang lain,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan.

“Ini terkait dengan ibu ini mengunggah di akun media sosialnya ada unggahanya di situ yang tidak diterima olehnya kelompok ibu-ibu yang mendatanginya,” sambungnya.

Zulpan memastikan tidak ada perusakan yang dilakukan kelompok ibu-ibu di kediaman Eni. Pihaknya pun belum menerima adanya laporan dugaan persekusi yang menimpa Eni.

“Jadi memang ada kelompok ibu-ibulah, memang tidak seperti apa yang muncul di medsos, (disebut) digeruduk. Jadi ada ibu-ibu yang menentang dan di situ aparat juga hadir dan tidak terjadi perusakan, tidak terjadi pemukulan, tidak terjadi banting-banting barang, tidak ada. Mereka hanya berdiskusi dan musyawarah,” jelas Zulpan.

“Jadi kita tidak menerima laporan adanya Ibu Eni dikecam, dipersekusi itu kita tidak terima. Kalau ada kita akan tindak lanjuti,” tambahnya.

Guru Dipanggil Disdik

Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SD pada Disdik Depok Wawang Buang mengatakan ER sudah dipanggil untuk dimintai penjelasan terkait cuitannya itu. Disebut guru tersebut masih berstatus honorer.

“Kami dari Disdik, mengikuti dinamika yang terjadi, telah memanggil yang bersangkutan untuk dimintai keterangan terkait cuitannya yang menyinggung HRS,” papar Wawang saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (5/7/2022).

Setelah ER dimintai keterangan, Wawang menyebut alasan ER mencuitkan hal itu karena ingin mengapresiasi kinerja pemerintah. Wawang pun sempat heran terkait keterangan yang diberikan ER.

“Nah ini yang nggak masuk akal, hanya karena ingin mengapresiasi kinerja pemerintah pusat dengan Pak Jokowinya. Masa sedemikian rupa, mengungkapkan kata-kata yang belum tahu kepastiannya terhadap orang yang dianggap berseberangan dengan pemerintah dalam ini HRS,” kata Wawang.

Disdik Depok menilai cuitan sang guru menimbulkan keresahan di masyarakat.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *