
Mandalika (Riaunews.com) – Jurnalis balap asal Inggris, Simon Patterson, menulis sebuah laporan seputar kondisi terkini Sirkuit Mandalika seusai tes pramusim MotoGP pada 11-13 Februari, akhir pekan lalu.
Dalam artikel di the-race.com pada Senin (14/2/2022), Patterson menulis ada masalah besar pada sirkuit yang sangat berkaitan dengan keselamatan pebalap.
Masalah yang diulas jurnalis Inggris itu tak sekadar trek kotor dan berdebu di Sirkuit Mandalika kala menggelar tes pramusim MotoGP pada hari pertama, Jumat (11/2/2022).
Menurut Patterson, trek yang kotor dan berdebu dapat dimaklumi mengingat kegiatan konstruksi masih berlangsung di area sirkuit.
Namun, ia menyebut hal itu bukan masalah utama di Sirkuit Mandalika.
Sebagai jurnalis yang rutin meliput berbagai event MotoGP di berbagai negara, Patterson menyebut masalah trek berdebu biasanya juga terjadi di Sirkuit Losail Qatar atau Termas de Rio Hondo Argentina.
Patterson menilai, Mandalika sebenarnya menghadapi masalah berbeda yang jauh lebih pelik.
Laporannya itu didukung pengakuan beberapa pebalap MotoGP yang sudah menjajal Sirkuit Mandalika.
Rider Aprilia Aleix Espargaro mengatakan, ada banyak batu-batu kerikil beterbangan dan membahayakan pebalap yang sedang melaju di belakang pebalap lain.
Espargaro bahkan mengibaratkan trek Sirkuit Mandalika sudah seperti lintasan motocross.
“Aspalnya mengelupas. Saya tidak tahu bagaimana cara mereka memperbaiki masalah ini,” ujar pebalap asap Spanyol itu.
Selain Espargaro, pebalap dari tim VR46 Marco Bezzecchi mengaku ada keretakan di salah satu bagian di kaca pelindung helmnya, sedangkan Francesco Bagnaia (tim Ducati) sempat memperlihatkan memar pada lengannya akibat hantaman kerikil.
Cerita serupa juga disampaikan pebalap tim Yamaha, Fabio Quartararo.
Sang juara bertahan mengaku sempat mendapat banyak hantaman kerikil saat melaju di belakang rekan setimnya, Franco Morbidelli.
Menurut Quartararo, kerikil-kerikil itu menghantam pelindung depan motor, kaca helm, bahkan ada yang sampai mengenai lehernya.
“Ini baru saya saja yang dibelakang Franco, bayangkan jika ada 4-5 pebalap lain melaju dalam jumlah lap lebih banyak,” ujar pria asal Perancis itu.
Quartararo menyebut kondisi aspal yang mengelupas dapat ditemukan di sepanjang trek dari tikungan 1 sampai 7.
Oleh karena itu, dia menyarankan agar pengelola sirkuit melakukan pengaspalan ulang.
“Dalam tiga hari (tes) Anda bisa melihat permukaan aspalnya semakin berkurang,” ucap pebalap berjuluk El Diablo itu.
Memacu motor dalam kecepatan tinggi saat tes pramusim tentu saja berbeda dari balapan.
Saat tes pramusim, pebalap bisa saling bergantian turun ke lintasan. Jumlah pebalap yang turun di lintasan secara bersamaan relatif lebih sedikit.
Sementara itu, saat balapan akan ada banyak pebalap di lintasan yang harus memacu motornya dalam kecepatan tinggi, terutama selepas bendera start dikibarkan.
Dalam ulasannya di The Race, Patterson menulis kerikil-kerikil di Sirkuit Mandalika tak melekat cukup kuat di aspal dan bisa lepas saat dilintasi motor dalam kecepatan di atas 350 kilometer per jam.
Apalagi, MotoGP tak cuma menghelat kelas utama, tetapi ada juga kelas Moto2 dan Moto3.
Jadi, tak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi jika masalah ini masih terjadi saat Sirkuit Mandalika menjadi venue perhelatan MotoGP Indonesia pada 18-20 Maret mendatang.
Dalam artikelnya, Patterson menyebut kondisi trek Sirkuit Mandalika belum terlihat saat perhelatan ajang World Superbike (WSBK) pada 19-21 November 2021.
Selain spesifikasi motor yang power-nya lebih rendah dari MotoGP, balapan WSBK waktu itu juga berlangsung dalam cuaca hujan sehingga menurunkan suhu lintasan.
Kendati demikian, pada perhelatan WSBK lalu, Kompas.com sempat mendapati ada salah satu titik aspal di bagian pitlane yang sudah mengalami kerusakan.
Kerikil pada Aspal Tak Sesuai Rekomendasi?
Dalam perbincangan dengan salah satu sumber di paddock, Patterson menulis bahwa Sirkuit Mandalika butuh pengaspalan ulang.
Namun, pengelola sirkuit disebut tak punya cukup waktu karena perhelatan MotoGP tinggal tersisa kurang dari lima pekan.
Dalam laporannya, Patterson menulis bahwa spesifikasi batu pada aspal yang dipakai di Sirkuit Mandalika tak sesuai dengan rekomendasi konsultan.
Alih-alih memakai materi sesuai rekomendasi, lintasan Sirkuit Mandalika malah memakai batu yang ditambang secara lokal.
Alhasil, jenis batu yang dipakai di Sirkuit Mandalika disebut tidak menempel dengan kuat di aspal.
Menurut Patterson, ada gosip di paddock yang menyebutkan bahwa jadwal MotoGP Indonesia akan digeser ke akhir tahun atau bahkan dibatalkan sepenuhnya dan baru digelar pada 2023.
Namun, hal itu tak mungkin terjadi karena Dorna Sports selaku promotor sudah sangat ingin menghelat MotoGP di Indonesia.***