
Jakarta (Riaunews.com) – Budaya mengerjakan sesuatu dalam situasi yang mepet di Indonesia sudah melekat sejak dulu.
Di bangku kuliah, dikenal dengan istilah SKS. Namun bukan Sistem Kredit Semester, akan tetapi Sistem Kebut Semalam, yang menggambarkan para mahasiswa rela begadang semalaman untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dosen pada pekan sebelumnya.
Selain itu juga ada cerita legenda cerita rakyat Bandung Bandawasa menyanggupi membangun 1.000 candi hanya dalam satu malam demi bisa menikahi Rara Jonggrang.
Baca Juga:
- Akui Salah Konstruksi, Sebagian Trek Sirkuit Mandalika Akan Diaspal Ulang
- Aspal Sirkuit Mandalika Disebut Tak Sesuai Standar, Gampang Terkelupas
- Quartararo Sebut Sirkuit Mandalika Layaknya Motocross
Cerita Rara Jonggrang merupakan gambaran yang tepat bagaimana ‘santainya’ orang Indonesia menghadapi situasi tertekan.
Dilansir CNNIndonesia.com, di dunia olahraga, Indonesia sudah teruji dengan kondisi tertekan, terlebih saat menjadi tuan rumah. Mulai dari saat menjadi tuan rumah SEA Games 2011 hingga Asian Games 2018.
Jelang dua SEA Games 2011 dan Asian Games 2018 bergulir selalu muncul kabar persiapan Indonesia sebagai tuan rumah yang belum rampung meski upacara pembukaan tinggal sebentar lagi. Banyak venue yang belum selesai dibangun, fasilitas pendukung masih berantakan.
Tapi entah bagaimana caranya: Simsalabim! Indonesia sukses menjadi tuan rumah di dua ajang multi-cabang itu. Ada sejumlah kekurangan tentunya, tapi Indonesia mampu keluar dari lubang jarum dan sukses menjadi tuan rumah.
Hal yang sama kini dihadapi Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dan Mandalika Grand Prix Association (MGPA). Usai tes MotoGP Mandalika yang digelar 11-13 Februari lalu, promotor MotoGP Mandalika 2022 mendapat banyak kritik dari pembalap terkait kondisi Sirkuit Mandalika.
Tidak sedikit pembalap yang menyebut Sirkuit Mandalika belum siap menggelar balapan MotoGP Mandalika pada 18-20 Maret mendatang. Kalaupun dipaksa balapan, maka tidak akan menarik.
Kondisi trek yang kotor membuat pembalap hanya memiliki satu line balap di Sirkuit Mandalika. Artinya tidak akan ada aksi salip-menyalip dari pembalap. Dengan demikian balapan akan berlangsung monoton atau tidak menghibur penggemar yang hadir langsung atau menyaksikan melalui layar kaca.
Jika coba membalap, para rider akan langsung terjatuh jika keluar dari line balap karena trek yang kotor. Itu sudah terjadi sepanjang tes MotoGP Mandalika pada 11-13 Februari lalu.
Bayangkan jika balapan Moto3 dan Moto2 digelar di Sirkuit Mandalika akhir pekan lalu. Pastinya akan ada banyak pembalap yang terjatuh karena Moto3 dan Moto2 lebih ‘liar’ dalam hal menyalip.
FIM dan Dorna memastikan Sirkuit Mandalika masih butuh perbaikan usai menggelar tes MotoGP Mandalika. Setelah menerima banyak masukan dari pembalap, FIM dan Dorna menyatakan ada dua hal penting yang harus diperbaiki: kebersihan trek dan pengaspalan ulang di sebagian trek.
Bola panas pun kini ada di ITDC dan MGPA.
MotoGP Mandalika 2022 merupakan kali pertama sejak 1997 Indonesia kembali menggelar balapan MotoGP. Itu artinya sudah 25 tahun Indonesia tidak menjadi tuan rumah ajang Grand Prix sepeda motor.
Indonesia sudah lima kali ganti Presiden sejak terakhir menggelar balapan MotoGP. Zaman sudah banyak berubah. Artinya banyak hal yang harus dipelajari ITDC dan MGPA untuk menggelar MotoGP Mandalika.
MotoGP kembali ke Indonesia setelah 25 tahun, wajar kiranya jika ada masalah yang muncul. Masalah-masalah itu justru akan menjadi pengalaman berharga bagi Indonesia demi menjadi tuan rumah MotoGP yang sempurna.
Itu sebabnya Indonesia, terutama ITDC dan MGPA sebagai pengelola Sirkuit Mandalika serta promotor MotoGP Mandalika, harus mampu menerima kritik. Terutama kritik yang datang dari pembalap.
Perlu diingat pembalap adalah sosok yang mempertaruhkan nyawa mereka di atas sirkuit ketika menjalani balapan. Jadi mereka berhak mengutarakan masalah jika merasa keselamatan mereka terancam.
Selain itu para pembalap MotoGP punya banyak pengalaman dengan kondisi sirkuit. Mereka bukan pembalap kemarin sore atau rookie yang baru saja memulai karier balapan.
Itu sebabnya ketika pembalap seperti Andrea Dovizioso, Francesco Bagnaia, Aleix Espargaro, Joan Mir, dan Fabio Quartararo mengatakan ada masalah dengan Sirkuit Mandalika, maka benar ada masalah dengan trek Sirkuit Mandalika.
FIM dan Dorna lewat pernyataan bersama, Selasa (16/2), memberi tenggat waktu H-7 sebelum MotoGP Mandalika 2022 dimulai bagi ITDC dan MGPA untuk melakukan perbaikan Sirkuit Mandalika.
Kita patut bersyukur FIM dan Dorna mengutarakan keyakinan terhadap MotoGP Mandalika akan digelar sesuai jadwal pada 18-20 Maret mendatang, sekaligus membantah balapan ditunda. Itu artinya FIM dan Dorna percaya ITDC serta MGPA bisa menyelesaikan masalah tepat waktu.
Loris Capirossi, legenda MotoGP yang saat ini menjabat sebagai Safety Advisor Dorna, bahkan terkesan dengan kemampuan Indonesia membangun Sirkuit Mandalika waktu singkat hingga mampu menggelar balapan WSBK dan tes MotoGP Mandalika.
“Sekitar sembilan bulan lalu saya ke sini belum ada sirkuit. Tapi sekarang fasilitas utama sudah siap. Jadi Indonesia melakukan tugas luar biasa,” ujar Capirossi.
Indonesia punya waktu tiga pekan untuk memastikan Sirkuit Mandalika siap menggelar balapan MotoGP. ITDC dan MGPA pun mengungkapkan keyakinan perbaikan akan diselesaikan.
Selain itu Optimisme tinggi dimiliki masyarakat Indonesia bahwa Sirkuit Mandalika akan akan selesai tepat waktu. Karena sekali lagi, Indonesia punya trek rekor bagus dalam menyelesaikan masalah dalam waktu mepet di dunia olahraga.
Jadi, Simsalabim, Sirkuit Mandalika bisa gelar MotoGP pada 20 Maret!***