Minggu, 24 November 2024

Mahasiswa Mengedarkan Ganja, Kok Bisa?

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Nora Afrilia

Oleh : Nora Afrilia, S. Pd 

Negeri ini butuh pemuda-pemuda kreatif. Pandai dalam berinovasi untuk kemajuan negeri. Kreativitas dengan nilai positif bukan negatif, hingga harus merugikan diri dan orang lain. Tapi itu tampaknya sulit terjadi. Apa gerangan yang mengakibatkan hal itu menjadi sulit? Bahkan mustahil? Kendati hari ini perkembangan teknologi dirasakan begitu sangat canggih.

Sebelum menjawab perkara tersebut kita dapat mencermati fakta berikut. Mahasiswa Tembilahan diciduk polisi karena bawa oleh-oleh ganja 1,2 kg. AS (23) mahasiswa asal Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, ditangkap aparat Polres Inhil atas kepemilikan ganja kering sebanyak 1,2 kilogram belum lama ini. AS ditangkap saat saat hendak pulang kampung ke Tembilahan, Kabupaten Inhil, dengan membawa ganja yang siap untuk diedarkan.

Diungkapkan oleh Kapolres Inhil AKBP Norhayat melalui Kasat Narkoba AKP Indra Lubis, bahwa AS ditangkap di Jalan Harapan bersama satu orang rekannya yakni RH dengan barang bukti ganja seberat 1.233,64 gram atau 1,2 kg.

Selain AS dan RH, tersangka lain yang turut diamankan atas kepemilikan ganja adalah RMP dan SPS. Keduanya diamankan di Jalan Telaga Biru dengan barang bukti ganja sebanyak 42,3 gram.

Ditambahkan okeh AKP Indra Lubis, tersangka mengakui bahwa awalnya berat ganja kering tersebut 1,5 kg. Beratnya berkurang karena sekitar 300 gram sudah diedarkan.

Indra mengungkap bahwa ke empat tersangka dijerat dengan pasal 114 ayat 2 UU Narkotika dengan ancaman hukuman maksimal di atas 5 tahun atau sekitar 20 tahun penjara. (riau.antaranews.com, 28/01/2023)

Mahasiswa Kehilangan Jati Diri

Mahasiswa cenderung orang yang muda. Kobaran api semangat mereka adalah perubahan buat negeri. Jika api semangat itu banyak terdorong ke perbuatan yang salah, kemungkinan penyebabnya bukan hanya dari dalam diri mereka. Tapi berada pada level sistemik.

Hari ini pandangan pemuda, banyak yang latah terikut cara pandang materialistik. Mereka lebih senang melakukan perbuatan yang ujung-ujungnya mendatangkan uang. Meski yang dilakukan adalah sebuah hal maksiat. Seperti gaya hidup bebas, dengan membuat konten-konten tak senonoh asal cepat viral, laki-laki ada yang senang berdandan hingga hilang maskulinitasnya, bermain game yang berujung judi, mengedarkan narkotika, dan masih banyak lagi.

Fakta di awal telah mendorong kita mencari tahu apa penyebab utama pemuda hari ini berkreatifitas ke arah yang salah.
Setelah mendalaminya, kita temukan perbedaan visi dan misi pemuda hari ini dengan masa saat Rasulullah hidup itu sangat jauh berbeda.

Pada masa Rasulullah, pemuda pemudi mengedepankan visi misi keridhoan Allah dalam kehidupan. Semua yang dilakukan harus sesuai Alquran dan Sunnah, karena memang itu petunjuk hidup.

Berkebalikan dengan hari ini, sistem sekulerisme kapitalisme mengarahkan visi misi hidup pemuda ke arah materi dan kesenangan. Bukan standar ridho Ilahi. Karena memang aturan hidup sekuler kapitalistik itu meniadakan kepentingan Allah di dalamnya.

Dan standar hidup itu harus dengan akal manusia. Sedangkan standar ibadah mahdah malah ke arah Alquran Sunnah.
Pemikiran pemuda hari ini terkadang jauh dari adab yang baik. Demi bisa konten media sosial, bisa memperlakukan orangtua dengan tidak wajar bahkan menjurus ke tindakan durhaka.

Tindakan mahasiswa mengedarkan ganja, bisa saja karena pribadinya yang telah dirasuki kecanduan terhadap narkoba, ataupun karena lingkungan pemuda tersebut terbiasa bermaksiat. Sehingga menggeser akal sehatnya untuk menimbang apakah yang dilakukan melanggar hukum Allah atau tidak.

Kurangnya kepribadian islam pemuda hari ini bisa saja kurang dalam beribadah dan mendekat kepada Allah. Dibarengi masyarakat yang kurang perhatian kepada muda yang bermaksiat, serta negara yang abai mendakwahkan kebenaran kepada pemuda. Ironi tersebut mengikis peran pemuda yang hakiki yakni agen penggerak perubahan masyarakat ke arah yang baik.

Selain faktor pelaku, faktor luar juga tidak kalah penting. Negara seolah longgar dalam pencegahan peredaran narkotika. Masih bersifat kuratif terhadap tindakan kriminalitas.

Tidak keras usahanya dalam tindakan preventif agar narkotika tersebut jangan sampai beredar dikalangan masyarakat terutama pemuda. Oleh karena itu jangkauan obat-obatan tersebut sampai dari kalangan biasa hingga intelektual.

Peran negara penting dalam pembentukan kepribadian

Kepribadian seorang muslim adalah kepribadian berdasarkan Alquran dan sunnah. Maka kunci utama dalam membentuk kepribadian tersebut adalah pada pembentukan pola pikir manusia dan sikapnya. Kedua faktor inilah yang perlu diperbaiki agar sejalan dengan Alquran dan sunnah.

Islam sangat menaruh perhatian kepada pemuda karena pemuda adalah miniatur mayoritas umat, pemuda adalah kesatria di hari esok dan ibu generasi masa depan.

Pemuda mengemban amanah yang besar atas tegaknya syariat Islam. Maka dari itu pemuda haruslah mau belajar, belajar mengenai agamanya, belajar mengenai masanya, belajar untuk peduli terhadap permasalahan umat, dan belajar untuk tetap tangguh menapaki jalan perjuangan menegakkan syariah.

Contoh pemuda Islam yang tangguh dalam memperjuangkan Islam dan merupakan pembela Rasulullah adalah Zubair bin Awwam.

Zubair  merupakan salah satu dari tujuh orang pertama yang masuk Islam, kala itu usianya baru 15 tahun.

Zubair adalah pemuda yang berbudi tinggi, berakhlak mulia, berani, murah hati. Dia juga merupakan pebisnis sukses dan kaya raya, namun semua hartanya dia dermakan untuk kepentingan Islam.

Sifat tangguh dan baik hatinya bersumber dari sikap tawakalnya kepada Allah SWT. Zubair bahkan ikut dalam Perang Uhud dan Perang Yarmuk.

Zubair dikenal memiliki keteguhan hati dan cerdas dalam menyusun strategi perang. Rasulullah sangat menyayangi Zubair dan menyatakan kebanggaannya, “Setiap Nabi mempunyai pembela, dan pembelaku adalah Zubair bin Awwam”.

Kepribadian seperti Zubair juga tidak terlepas dari tiga faktor penting, pertama adanya upaya individu untuk menjadi takwa di hadapan Allah.

Kedua, masyarakat tempat dia hidup memang kental dengan ideologi atau cara pandang islam. Sehingga ketika ada generasi yang kepribadiannya buruk diperbaiki bersama. Dengan saling mengingatkan.

Ketiga, negara yang dikepalai Rasulullah bervisi membentuk generasi agar menjadi pejuang Islam dan pelaku kebaikan.

Maka, dioptimalkan dari berbagai segi, sistem pendidikan, perekonomian, dan pembentukan gaya hidup. Mengarah semua kepada Islam. Ketika ada yang masih maksiat hukumannya tegas sesuai arahan Alquran dan sunnah.***

 

Aktivis dan Pemerhati kebijakan Publik

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *