Solo (Riaunews.com) – Ketua DPC PDIP Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo atau FX Rudy menyebut status keanggotaan Gibran Rakabuming Raka di PDIP otomatis gugur setelah ditetapkan sebagai cawapres oleh KPU mendampingi Prabowo Subianto, pada Rabu (25/10/2023).
Seperti diketahui, pasangan Prabowo-Gibran diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM), sedangkan PDIP mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024.
“Jelas (gugur keanggotaan Gibran di PDIP). Kemarin yang mencalonkan dari partai lain juga,” kata FX Rudy, dikutip dari TribunSolo.com.
FX Rudy mengatakan, Gibran memiliki hak yang sama sebagai warga negara untuk mencalonkan atau dicalonkan sebagai presiden atau wakil presiden.
“Kalau Mas Gibran dicalonkan oleh partai lain ya itu hak Mas Gibran, keputusan di tangan Mas Gibran sendiri,” ujar FX Rudy.
Dia menjelaskan, jika Gibran menerima pencalonannya sebagai cawapres dari partai lain, dia harus melepas keanggotaannya di PDIP.
“Tentunya kalau sudah memutuskan bergabung menjadi anggota partai lain otomatis Mas Gibran mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) PDI Perjuangan ke DPC, karena kemarin memohon ke DPC (PDIP), pada 9 September 2019,” jelasnya.
Akan tetapi, dia mengaku sampai saat ini belum menerima surat pengunduran diri atau pengembalian KTA PDIP dari Wali Kota Solo tersebut.
“Menurut saya, Mas Gibran datang kelihatan mukanya di DPC (PDIP Solo), meninggalkan DPC dengan mengundurkan diri kelihatan punggungnya. Itulah pesan dan harapan saya,” ucap FX Rudy.
Hormati Megawati
Menurutnya, dengan Gibran memberikan surat pengunduran diri dan mengembalikan KTA, itu artinya dia menghormati PDIP, partai yang mengusungnya sebagai wali kota.
“Kalau tahun 2020 tidak diberi rekomendasi menjadi wali kota kan tidak ada persyaratan putusan MK yang pernah menjadi kepala daerah,” papar FX Rudy.
“Dengan sangat hormat saya harap Mas Gibran berani membuat surat pengunduran diri dan mengembalikan KTA ke DPC PDI Perjuangan sehingga menghormati Bu Mega sebagai Ketua Umum,” sambungnya.
Dia mengungkapkan, PDIP bisa saja memecat putra sulung Presiden Jokowi itu, namun dia berharap Gibran lebih memilih mundur sebagai penghormatan.
“Kan tidak perlu dipecat sebetulnya. Kesadaran diri, datang kelihatan muka, pulang kelihatan punggung. Itu kan budaya bangsa kita sendiri. Menurut saya etika lah,” ungkapnya.
Tak ingin “bermain dua kaki”
FX Rudy melanjutkan, dia tak ingin ada pihak yang menilai PDIP dan Megawati “bermain dua kaki” dengan membiarkan Gibran tetap berstatus sebagai kader PDIP.
Padahal, PDIP juga telah resmi mengusung pasangan Ganjar-Mahfud pada Pilpres mendatang.
“Dengan harapan kami juga sampaikan kepada Mas Gibran jangan sampai ada penilaian Ketua Umum saya ini bermain di dua kaki,” pungkasnya.