Kabul (Riaunews.com) – Taliban baru bisa menduduki Ibu Kota Kabul dan merebut istana kepresidenan setelah sebulan lebih bertempur dan merebut sejumlah wilayah serta provinsi dari tangan aparat keamanan Afghanistan.
Menurut laporan CNN, para gerilyawan Taliban sudah berada di sejumlah wilayah dekat Kabul sejak Sabtu (16/8/2021) kemarin.
Mereka lantas perlahan maju hingga mendekati wilayah pinggiran Kabul pada Ahad (15/8/2021).
Perjalanan gerilyawan Taliban menuju Kabul tergolong lancar karena tidak bertempur sengit dengan pasukan pemerintah Afghanistan.
Pimpinan Taliban lantas memerintahkan supaya para gerilyawan mengepung seluruh jalur keluar masuk Kabul.
Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, menyatakan pada Minggu pagi waktu setempat mereka baru diperintahkan memasuki Kabul dengan perlahan.
“Pagi ini Emirat Islam Afghanistan (Taliban) menyatakan pasukan kami berada di pinggiran kota dan kami tidak ingin masuk ke Kabul melalui jalan pertempuran,” kata Zabihullah.
Menurut Zabihullah, mereka memutuskan maju hingga memasuki Kabul setelah mendapat laporan seluruh anggota kepolisian hingga tentara sudah kabur meninggalkan markas masing-masing. Begitu juga halnya dengan para pegawai negeri sipil.
“Maka dari itu demi menghindari penjarahan dan pencurian di Kabul, serta menghentikan kelompok oportunis yang bisa menyakiti penduduk, maka Emirat Islam meminta anggotanya memasuki kota itu di wilayah yang sudah ditinggalkan aparat keamanan dan wilayah rawan penjarahan dan perampokan,” ujar Zabihullah.
Anggota Taliban juga tidak mengalami perlawanan ketika memasuki dan menduduki istana kepresidenan di Kabul.
Zabihullah menyatakan mereka berjanji akan menjaga harta benda dan keselamatan penduduk Afghanistan di Kabul.
“Para penduduk di kota tidak perlu takut dengan mujahidin. Pasukan kami memasuki kota dengan perlahan, mereka tidak akan mengganggu siapapun, dan menjamin para pegawai negeri sipil serta aparat keamanan tidak akan disakiti. Tidak ada mujahid yang diperbolehkan memasuki rumah penduduk atau menyakiti serta mengganggu siapapun,” ujar Zabihullah.
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, melalui unggahan di media sosial Facebook menyatakan alasan dia kabur ke luar negeri adalah demi menghindari pertumpahan darah yang lebih besar.***