Kamis, 28 November 2024

Parah, Mengaku Dibayar, Massa Dukung Firli Bahuri Lakukan Aksi di KPK Tapi Akui Tak Paham Alasan Demo

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Sekelompok demonstran pendukung keputusan TWK KPK Firli Bahuri yang mengaku sebagai Aktivis Milenial Indonesia menyebut dirinya mendapat bayaran. (Foto: Pikiran-rakyat.com)

Jakarta (Riaunews.com) – Beberapa anggota massa aksi yang mendukung keputusan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri memecat 51 pegawai mengaku tidak tahu alasan ikut demonstrasi.

Beberapa dari mereka masih duduk di bangku SMP dan mengaku dibayar. Sementara yang lain, tampak sudah cukup tua.

Damar misalnya, bagian dari kelompok yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Indonesia mengaku tidak mengetahui kenapa ia berdemo.

“Nggak tahu sih,” kata Damar sambil memegang baliho atribut demo di sekitar Gedung KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (28/5).

Damar hanya mengetahui bahwa ada 51 oknum yang dikeluarkan. Mereka sedang menghancurkan KPK. Ketika ditanya alasan dikeluarkannya 51 orang tersebut, Damar mengaku tidak tahu. Ia juga mengaku lupa mengenai maksud tes wawasan kebangsaan.

“Kalo yang itu (alasan pemberhentian 51 pegawai KPK) saya kurang tahu,” ujar Damar.

Damar saat ini sedang duduk di bangku kelas 3 di SMP 4. Ia diajak om-nya untuk berdemo. Damar juga mengaku akan mendapatkan bayaran. Namun ia tidak tahu nominal yang akan ia terima.

“Katanya sih dibayar. Nggak tahu (nominal bayarannya),” kata Damar.

Hal yang sama juga diungkapkan Fajri, salah satu massa aksi kelompok yang mengatasnamakan sebagai Himpunan Aktivis Milenial Indonesia.

Seperti halnya Damar, Fajri masih SMP. Ia duduk di kelas VIII di SMP 156 Jakarta. Usianya baru 15 tahun.

Fajri mengaku tidak tahu alasan dia ikut aksi dukungan terhadap Ketua KPK Firli Bahuri. Ia merasa bosan di rumah sehingga menyetujui ajakan temannya.

Fajri juga mendengar bahwa ia akan mendapatkan bayaran. Namun, ia belum mengetahui berapa nominal yang akan ia terima.

“Dibayar si. Dengernya sih dibayar. Nggak tahu (nominalnya) deh. Saya kan baru ikut,” kata Fajri.

Sementara itu, anggota massa aksi Himpunan Aktivis Milenial Indonesia lainnya, Iwan justru tampak lebih tua daripada beberapa massa aksi lainnya.

Iwan mengaku berusia 34 tahun. Namun, wajahnya tampak lebih tua. Iwan juga mengaku tidak mengetahui aksi apa yang ia ikuti.

Iwan mengaku berangkat bersama rombongan lainnya menggunakan 4 mikrolet dari terminal Johar.

Iwan yang sehari-hari bekerja di sebagai office boy (OB) di Pasar Baru sedang libur. Ia lantas menyetujui ajakan temannya ikut aksi. Namun, temannya tidak menjelaskan aksi apa yang akan dilakukan.

“Kagak dibilangin,” kata Iwan.

Ketika apakah ia dibayar, Iwan mengaku tidak tahu.

“Saya kurang tahu juga,” ujarnya.

Sementara, salah satu perempuan yang menjadi bagian kelompok Satgas Pemuda Peduli KPK juga mengaku tidak mengetahui aksi yang ia ikuti.

Ia berangkat bersama suaminya dari daerah Tukro, Kwitang menggunakan mikrolet. Ketika ditanya kenapa mengikuti aksi tersebut, ia mengaku hanya ikut-ikutan saja.

“Kurang tahu (kenapa aksi). Saya cuma pengikut doang,” katanya.

Diketahui, puluhan massa aksi yang tergabung dalam beberapa kelompok antara lain, Himpunan Aktivis Milenial, Satgas Pemuda Peduli KPK, dan Aliansi Mahasiswa dan Pemdua Indonesia melakukan aksi mendukung keputusan Firli Bahuri memberhentikan 51 pegawai KPK.

Mereka melakukan orasi di Jalan Kuningan Persada sisi selatan KPK. Sementara, puluhan massa lainnya juga melakukan aksi di jalan yang sama di sisi utara gedung KPK.

Beberapa anggota massa aksi tersebut tampak masih berusia belasan tahun dan lusuh. Berdasarkan pantauan CNNIndoensia.com, massa aksi Himpunan Aktivis Milenial justru diisi oleh orang-orang paruh baya yang sudah beruban.***


Eksplorasi konten lain dari Riaunews

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

 

Tinggalkan Balasan