Minggu, 19 Mei 2024

Setuju Gencatan Senjata, Namun Netanyahu Perintahkan Mossad Habisi Pemimpin Hamas

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Tel Aviv (Riaunews.com) – Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan badan intelijen Israel, Mossad, untuk menghabisi para pemimpin Hamas di mana pun mereka berada.

Mengutip media lokal, Al Jazeera melaporkan perintah ini diutarakan Netanyahu di hari yang sama ketika ia menyepakati penerapan gencatan senjata dengan milisi Hamas di Jalur Gaza Palestina.

“Itu adalah keputusan sulit, namun benar. Saya telah menginstruksikan Mossad untuk melawan para pemimpin Hamas di mana pun mereka berada,” kata Netanyahu dalam konferensi pers, seperti dikutip Jerusalem Post, Rabu (22/11/2023).

Netanyahu memberi sinyal bahwa Mossad boleh membantai para pemimpin Hamas di luar Gaza, termasuk di Qatar. Kepala Mossad David Barnea sendiri saat ini dilaporkan tengah berada di Qatar.

Qatar adalah mediator perjanjian gencatan senjata sementara antara Israel-Hamas bersama dengan Mesir. Hamas juga memiliki kantor perwakilan di Qatar.

Menurut Times of Israel, pernyataan Netanyahu ini dilontarkan kala menjawab pertanyaan reporter mengenai pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan Khaled Mashaal yang menyatakan bakal terus memimpin Gaza usai perang.

Saat ditanya apakah gencatan senjata berlaku untuk menargetkan pemimpin Hamas, Netanyahu mengaku “tidak ada kewajiban seperti itu.”

Namun, kala ditanya mengenai pembebasan tahanan Palestina, dia menegaskan bakal mengejar mereka lagi jika kembali terbukti melakukan terorisme.

Pemerintah Israel pada Rabu (22/11) menyetujui gencatan senjata sementara selama empat hari untuk memungkinkan pembebasan sejumlah sandera yang ditahan Hamas sejak konflik meletus 7 Oktober lalu.

“Kami telah memutuskan keputusan yang sulit malam ini, tapi ini adalah keputusan yang benar,” kata Netanyahu pada Rabu (22/11) dini hari usai merampungkan rapat kabinet darurat.

Selama masa gencatan senjata, Israel berkomitmen untuk tidak menyerang atau menangkap siapa pun di seluruh wilayah Jalur Gaza.

Israel meminta pembebasan setidaknya 50 sandera dari total sekitar 240 orang yang masih ditahan Hamas. Pembebasan 50 sandera ini termasuk perempuan, anak-anak, dan warga asing seperti orang Amerika Serikat.

Negeri Zionis juga sepakat membebaskan sekitar 150 warga Palestina yang selama ini ditahan di penjara negara tersebut, terutama tahanan perempuan dan anak-anak.

Israel turut menawarkan perpanjangan gencatan senjata apabila Hamas berkenan menambah jumlah sandera yang dibebaskan.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *