Oleh Helfizon Assyafei
Kita adalah objek berita. Kata yang tak jauh dari objek penderita. Subjek berita kita coba membangun imajinasi kita tentang mereka.
Misalnya Ketua DPR Puan menanam padi di sawah ketika hari hujan. Atau Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo makan di warung kecil, naik truk dan bersepeda misalnya. Pesannya sama; ingin terlihat atau dikesankan merakyat.
Kalau disingkat satu kata saja namanya pencitraan. Kalau dua kata; politik pencitraan.
Salahkah? Tidak. Dalam politik kepentingan tidak ada yang salah bahkan berbohong sekalipun. Yang penting tujuan tercapai. Pencitraan itu bahasa halusnya. Bahasa kurang halusnya gaya-gayaan. Bahasa lugasnya banyak gaya.
“Aksi Puan dan Ganjar sama-sama tidak natural,” ujar Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga kepada suaranasional.com, Sabtu (13/11/2021).
Puan, lanjut Jamiluddin, dianggap tidak pas melakukan aksi menanam padi karena gesturnya tak mencerminkan seorang petani meski sudah dikemas dengan pakaian dan aksesoris layaknya petani.
Sedang Ganjar ingin dikesankan sebagai pribadi suka merakyat. Tapi, lanjut Jamiluddin, bila jeli melihat foto-foto Ganjar di media dan media sosial yang wah.. maka kita tahu foto merakyat itu bukan aslinya. Sehingga gesturnya mengesankan juga tidak natural.
Mengapa yang begini terus diproduksi? Agar kita yang mulanya objek berita lama-lama jadi objek penderita yang percaya bahwa subjek berita kita benar. Benar-benar merakyat. Ini kan mirip iklan yang terus diulang-ulang sampai kita hapal di luar kepala.
Supaya tidak mudah jadi objek penderita maka boi.. sisakan ruang ketidakpercayaan pada politikus. Bila ada berita tentang mereka maka bagi saya untuk bisa percaya indikator saya cuma satu yakni prestasi. Bukan foto apalagi cakap doang. Kalau prestasi ada standar ukurnya.
Misalnya DKI Jakarta memenangkan penghargaan Bhumandala Award. Jakarta memenangkan ini karena paling berhasil dan kreatif memanfaatkan informasi geospasial. Melalui aplikasi informasi rencana kota (IRK). Sepanjang tahun ini tak kurang 12 penghargaan nasional bahkan internasional.
Bahkan DKI Jakarta di bawahnya mendapatkan anugrah Sustainable Transportasi Award 2021. Jakarta jadi kota pertama di Asia Tenggara yang mendapatkan penghargaan di bidang transportasi itu. Siapa gubernurnya itu?
Mudahan-mudahan jadi presiden…***
Pekanbaru, 14 Februari 2021
Penulis seorang jurnalis senior Riau
Artikel ini sudah dipublikasikan pertama kali di laman Facebook @helfizon.assyafei.9