London (Riaunews.com) – Mesut Oezil tersingkir dari skuad Arsenal musim ini. Gelandang 32 tahun itu dituding dicoret dari The Gunners lantaran dukungan politiknya ke Uighur. Benarkah?
Nama Oezil tidak dimasukkan ke dalam skuad Arsenal yang berlaga di Liga Inggris musim ini. Sebelumnya, pemain Jerman itu juga dicoret dari daftar pemain Meriam London yang bertarung di Liga Europa.
Baca: Big Match: Liverpool libas Arsenal 3-1
Pencoretan tersebut membuat Oezil dipastikan menganggur hingga awal tahun depan. Padahal, dia masih punya kontrak di Arsenal yang berlaku hingga musim panas 2021.
Berbagai spekulasi pun mencuat terkait alasan tersingkirnya Mesut Oezil di Arsenal. Tidak sedikit yang menduga hal tersebut sebagai konsekuensi politik pemain keturunan Turki tersebut dalam dukungannya ke Muslim Uighur.
Dilanisr DetikSport, seperti diketahui, Oezil sempat bersuara pada Desember 2019 soal isu penempatan kaum Muslim Uighur ke kamp konsentrasi di Xinjiang, China. Pesepakbola Muslim itu dengan lantang meminta umat Islam sedunia bersolidaritas mengangkat masalah tersebut.
“[Di China] Quran dibakar, masjid ditutup, sekolah Islam, madrasah dilarang, cendekiawan agama satu per satu dibunuh. Terlepas dari semua itu, Muslim tetap diam. Suara mereka tak terdengar,” begitu bunyi tulisan dalam unggahan Oezil di Instagram.
Komentar Mesut Oezil itu langsung dibantah pihak negeri China, yang menilai eks bintang Real Madrid tersebut termakan berita palsu sebelum bersuara di media sosial. Ada pun Arsenal menegaskan bahwa sikap pemainnya itu tidak mencerminkan pandangan klub.
Penjelasan The Gunners
Melansir laporan BBC, Arsenal membantah isu pencoretan Oezil dilatarbelakangi masalah politik. The Gunners menyebut keputusan tersebut murni karena alasan sepakbola.
Baca: Kembali ke Spurs, Gareth Bale tebar ancaman ke Arsenal
Hal senada turut disampaikan pakar sepakbola Eropa, Guillem Balague. Menurutnya, kabar Oezil dicoret akibat dukungannya ke Uighur adalah isu yang sengaja dibuat untuk menutupi kekurangan Oezil.
“Saya menemukan kalau anggapan Oezil tersingkir karena dukungan politiknya itu sengaja dibuat dan menggampangkan. Dia sudah pernah bermain dan dipanggil sejak dirinya berkomentar soal China dan Muslim Uighur,” kata Balague, dikutip dari BBC.
“Anda mesti melihat gambaran besarnya [dalam istilah sepakbola]. Mengapa dua manajer terakhir kesulitan memainkannya? Dia berbakat, itu tidak diragukan lagi, tapi bakat saja tak cukup di level elit,” sambungnya.
“Anda harus berkomitmen, memiliki minat besar, mengikuti instruksi di lapangan, bekerja keras dalam latihan dan saat bertanding, baik dengan bola atau tanpa bola, lalu percaya kepada grup dan pemimpin… semua itu mutlak diperlukan,”.
“Sangat mudah untuk mempengaruhi fans Arsenal dengan menuding ada agenda tersembunyi di sini, tapi mengapa dua manajer sebelumnya memilih berjalan terus melakukan yang terbaik untuk tim mereka dengan meninggalkan Oezil? Apakah kebetulan mereka memiliki beberapa standar yang tidak cocok dengan Oezil?”.
Baca: Dua gol Aubameyang bawa Arsenal rengkuh Piala FA
“Saya menilai Oezil harus melihat ke dirinya sendiri dan jujur dengan apa yang dilihatnya. Oezil tak mampu memberikan pengaruh di pertandingan secara teratur, hingga manajer sekarang merasa bahwa yang terbaik buat tim adalah meninggalkannya dari skuad Premier League dan Liga Europa,” demikian kata Balague soal masalah yang dialami Mesut Oezil di Arsenal.***
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.