Oleh Helfizon Assyafei
Di bulan kelahiran saya ini (Desember) saya mendapat kado istimewa; akun saya diblokir efbi. Saya tidak tahu apa masalahnya. Tapi kata teman-teman yang tahu karena ada yang melaporkan postingan saya ke perwakilan efbi Indonesia karena dianggap melanggar standar komunitas. Saya tak tahu karena efbi pun tak memberi tahu standar apa yang dilanggar itu. Yang jelas pussh…, putuslah hubungan tu. Begitu saja.
Di antara yang gembira akun efbi saya ‘dicuti panjangkan’ adalah anak-anak saya. Mereka sudah lama merayu saya agar tidak sibuk menulis tapi jadi seorang ‘gammers’. Pemain game online. Apalagi sekarang banyak permainan game online yang menarik. Mulai dari mobil legend, Pub G, GTA hingga roblox. Dan tanpa diminta mereka siap menjadi instruktur gratis.
“Enak jadi gammers pa, klu di banned di suatu game kita bisa ke game lain dengan akun yang sama. Beda dengan efbi kan. Harus buat akun baru segala untuk masuk lagi kan?” ujar si abang dengan mata berbinar. Apalagi, lanjutnya, para gammers tak tertarik bicara politik. Bahkan di gammers yang ada saling bekerja sama untuk memenangkan suatu permainan. Meski tidak saling kenal. Bukan saling laporkan bila tak sejalan atau beda pendapat.
Saya tersenyum saja. Rayuan mereka gagal semua. Saya tak tertarik. Tapi saya juga belum tertarik untuk kembali (come back). Saya mau ‘parkir’ saja dulu. Menikmati masa-masa cuti panjang ini. Saya kira hiruk pikuknya di efbi masih sekitar soal itulah. Jadi masih akan lama ada sesuatu yang baru. Sesuatu yang membuat isu-isu yang dibicarakan lebih maju. Bukan berputar-putar di soal korupsi dan ketidakadilan.
Siapapun yang mensetting semua ini mereka telah ‘sukses’ membelah persatuan anak bangsa. Mengadu domba ini dengan itu. Syukurlah mayoritas masih menahan diri. Bersabar. Ikut seruan dia yang tak boleh disebut namanya di medsos. Agar tak terpancing berbuat chaos besar yang merugikan negara. Meski ketidakadilan dipertontonkan.
Tapi semua sementara. Tak da yang abadi. Hanya catatan perbuatan yang kan abadi dan dikenang sejarah. Tetaplah jadi orang baik meski di tengah ketidakbaikan. Sebab ada catatan kita. Bukan saja di bumi tapi juga di langit.***
Pekanbaru, 17 Desember 2020
Penulis merupakan wartawan senior Riau, pemilik blog Fizway.id