Beijing (Riaunews.com) – Seorang pengusaha China, Ren Zhiqiang, menghadapi penyelidikan polisi setelah mengkritik cara Presiden Xi Jinping dalam menangani pandemi virus corona. Ren menghdapi tuduhan melakukan ‘pelanggaran serius’ terhadap disiplin dan hukum.
Pihak berwenang Beijing dalam sebuah pernyataan mengumumkan pada Selasa (7/4/2020) malam bahwa pengusaha berusia 69 tahun itu sedang diselidiki oleh kepolisian.
Mengutip AFP, Ren sempat menghilang dari mata publik pada Maret lalu setelah membuat tulisan yang mengkritik respons Xi menangani wabah virus corona di China.
Ren tidak secara gamblang menyebut nama Xi dalam tulisannya. Ia justru menyebut pemimpin tertinggi sebagai ‘badut’ yang haus kekuasaan.
“Saya tidak melihat seorang kaisar berdiri memamerkan ‘pakaian barunya’, tetapi seorang badut yang menanggalkan pakaiannya dan berkeras terus menjadi seorang kaisar,” tulis Ren dalam tulisannya, dilansir CNN.
Dalam artikel tersebut, ia juga mengecam tindak keras partai terhadap kebebasan pers dan intoleransi perbedaan pendapat.
“Tanpa media yang mewakili kepentingan rakyat dengan mempublikasikan fakta-dakta aktual, nyawa rakyat terancam oleh virus dan penyakit utama lainnya,” tulis Ren yang mengkritik pembatasan pemerintah terhadap kebebasan pers.
Wang Yong, seorang teman dekat Ren kepada CNN mengatakan sejak 12 Maret lalu ia tidak bisa dihubungi. Wang khawatir jika Ren telah diamankan pihak berwenang.
Pernyataan yang dirilis pihak berwenang menjadi pengakuan resmi bahwa Ren telah ditahan oleh pihak berwenang.
Tulisan pedas Ren saat ini sudah hilang dari riwayat internet China. Beijing sejak era Xi di tahun 2012 terus memperketat kebebasan berpendapat dan menahan ratusan aktivitas yang mengkritik kebijakan pemerintah.
Pengusaha real estat yang telah pensiun dalam beberapa tahun terakhir secara aktif menjadi kritikus terhadap sikap pemerintah China dalam merespons berbagai isu.
Pada 2016 lalu, Ren juga bermasalah dengan pengawas disiplin partai karena membuat petisi daring terkait aturan agar media China harus tetap setia pada partai. Akibat aksinya tersebut, Ren menjalani masa percobaan penahanan selama satu tahun dan akun Weibo miliknya ditutup oleh pemerintah.***