(Catatan Awal Tahun)
Oleh Helfizon Assyafei
Yang paling sulit itu menata hati. Sebab ia mudah terpengaruh. Hati itu berbolak-balik. Kadang taat kadang maksiat. Kadang rajin kadang malas. Itu sebabnya Rosul ajarkan doa agar hati ditetapkan pada kebaikan. Pada ketaatan.
Begitu kata tuan guru di kajian Ahad subuh pagi ini.Ruhnya amal ada pada ikhlas. Dan itu letaknya di hati. Satu di antara ciri ikhlas adalah ketika melakukan amal tidak ada pengaruh ketika dipuji atau dicela.
Orang yang tersanjung dipuji sebagai orang soleh adalah keliru. Sebab kesolehan itu adalah kewajiban setiap insan. Seperti kewajiban bayar rekening listrik tiap bulan. Orang akan membayar rekening listrik tiap bulan dipuji atau tidak karena bila tidak bayar diputus.
Sama halnya dengan melakukan amal soleh. Jadi kalau kita tidak melakukannya (meninggalkan sholat) misalnya kita juga diputus dari rahmat Allah Swt.
Ciri diputusnya adalah kita makin enggan melakukan amal soleh lainnya seperti hadir di majlis ilmu, baca quran, infak, sedekah, berbuat baik pada sesama dan sebagainya. Kalaupun melakukannya karena situasi dan kondisi memaksa (segan pada ini dan itu) atau karena pandangan manusia.
Kata ulama besar Fudhail bin Iyat bila takut melakukan kebaikan karena takut dipuji manusia lalu meninggalkan kebaikan itu maka hukumnya justru jadi riya (karena mengharap pandangan manusia agar disebut sebagai orang biasa saja alias tidak soleh). Sedang melakukan amal soleh karena padangan manusia jatuhnya jadi syirik (karena mengharapkan pandangan manusia disebut orang soleh).
Jadi, lanjut tuan guru, lakukanlah kebaikan dengan satu niat; karena Allah menyuruhnya untuk dilakukan titik. Itu saja. Terserah dipuji atau dicela. Melakukan amal soleh tentu ada manfaat dunia dan manfaat di akhirat.
Tapi sekali lagi kita melakukannya bukan demi manfaat-manfaat itu tetapi karena: ALLAH memerintahkannya. Titik. Itulah cara belajar ikhlas. Ikhlas adalah memurnikan ketaatan hanya pada ALLAH semata tanpa tercampuri maksud selain itu.
Sebab, amal soleh yang tercampuri maksud lain (sekecil apapun campurannya itu) maka meski dilakukan sebanyak apapun akhirnya di akhirat kelak jadi debu yang beterbangan ditiup angin (ditolak/sia-sia). Ruh amal adalah ikhlas.
Bagaimana kalau selama ini kita belum ikhlas?
Maka kata tuan guru bertaubatlah. Luruskan niat selalu. Karena syetan akan selalu menganggu niat kita di awal, di tengah dan di akhir amal soleh.
Baru saya mengerti mengapa setiap selesai salam setiap sholat fardhu yang dibaca pertama kali adalah istighfar.
Dulu saya heran mengapa habis melakukan kebaikan kok istighfar (taubat). Sebab kebaikan itu bisa jadi tidak ikhlas karena tercampuri maksud lain. Termasuk usai memberi nasihat (lisan maupun tulisan) pada siapa saja segeralah beristighfar. Agar kebaikan yang kita lakukan itu diterima-Nya.
Maka setiap perkataan atau tulisan yang ada isinya nasihat selalu saya niatkan bahwa semua nasihat itu pertama-tama kali saya khususkan untuk diri saya sendiri bukan orang lain.
Saya tahu diri ini banyak dosa, banyak lalai. Sedang saya tak tahu kondisi orang lain. Sebab orang lain bisa jadi lebih soleh, lebih baik, lebih mulia dari yang memberi nasihat. Tapi jika orang lain merasa ada manfaatnya syukurlah.
Terimakasih tuan guru, kajian subuh yang bagi saya terasa mencerahkan.
2 Januari 2022
Penulis seorang jurnalis senior Riau